Penanganan Motor setelah Banjir, Langsung Gas atau Masuk Bengkel?

Antonius Yuliyanto - Jumat, 3 Januari 2020 | 15:15 WIB

Motor menerabas banjir (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Banjir sedang melanda banyak daerah di Indonesia, termasuk menggenangi Jakarta. Dalam kondisi banjir, ada kalanya pengendara motor nekat menerobos.

Apa sih yang harus dilakukan setelahnya? Apakah motor dibiarkan saja terus dipakai atau ada perlakukan khusus?

Sebelum bicara penanganan setelah melewati banjir, ada tips preventif saat masih di genangan, biar tunggangan selamat.

Pertama yang dilihat ketinggian airnya, “Batas ketinggian yang aman patokannya lubang knalpot,” terang Endro Sutarno, dari Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.

(Baca Juga: 5 Level Perbaikan Interior Mobil Bekas Kebanjiran Dari Ketinggian Genangan Air)

Kalau knalpot tertutup air dan mesin mati, dikhawatirkan air masuk ke dalam mesin, terutama pada motor jenis bebek dan skutik.

Jika ketinggian air aman, saat di tengah banjir yang wajib dihindari jika mesin mati adalah langsung memencet starter atau memainkan slah.

“Pastikan dulu air keluar dari mesin, jika belum yakin buka busi, jika ada air langsung kick akan terjadi water hammer,” saran M. Abidin, GM Service & Motorsport Division PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.

Kalau terjadi water hammer, kondisi di mana air di ruang bakar dan ditekan, maka internal mesin akan kalah lantaran sifat air enggak bisa dikompresi.

“Bisa mengakibatkan bengkoknya setang piston,” lanjut Abidin.

Kalau motor aman dan selamat, sehingga tetap menyala normal, apa tindakan selanjutnya?

“Baiknya bersihkan filter udara dan ganti oli, kalau skutik bersihkan CVT dan ganti oli girboks,” terang Safrudin, mantan kepala mekanik bengkel resmi Honda yang kini buka bengkel sendiri.

Pria yang akrab disapa Udin ini menambahkan, jika saat oli dikuras sudah berwarna cokelat, yang artinya oli tercampur air, maka wajib dilakukan pengurasan 3 kali.

“Bilas pakai oli, tiap kali nyalakan sekitar 10 menit biar bersih,” ujarnya. “Kalau terlalu banyak air bisa juga pakai engine flush,” imbuh Abidin.

Untuk filter udara yang terbuat dari kertas, jika sudah basah pun wajib diganti. Demikian juga filter oli, jika terkontaminasi dengan air juga wajib diganti biar penyaringan optimal.

Bagian lain yang harus dicek adalah kopling, “Saat lewat banjir komponen yang bekerja berat adalah kopling, kampas rawan aus sedang di bebek kopling bisa lengket,” terang Endro.

Menurutnya cara memastikan mudah, jalankan motor apakah akselerasi sesuai dengan raungan mesin atau jalan di tempat. Kalau jalan di tempat artinya kampas kopling aus.

Bagaimana dengan bagian kelistrikan? “Jika motor dalam keadaan hidup artinya kelistrikan baik, lakukan saja pembersihan pada busi dan CDI atau ECU pada motor injeksi dan konektor kelistrikan lainnya,” lanjut Endro.

Beliau menambahkan ada baiknya untuk tindakan preventif semprotkan cairan silicon ke konektor kelistrikan agar jadi waterproof.

“Jangan lupa kondisi cop busi juga harus rapat, kalau tidak arus bisa bocor sehingga mogok,” imbuh Endro.

Kalau dicek sudah mengeras termakan usia, artinya harus segera diganti tuh.

Eh iya salah satu cop busi yang terkenal mendekap rapat bisa pakai punya Yamaha Mio, bahkan banyak dipakai di balap.

Bagaimana jika Terendam?

Bagaimana dengan motor yang terendam banjir dalam waktu cukup lama dan dalam? Mungkin karena enggak sempat dipindahkan.

“Penanganan sama, jangan dinyalain dan segera bawa ke bengkel terdekat untuk dibongkar. Selain penanganan seperti setelah lewat banjir, wajib kuras tangki lalu mengeringkan semua soket kelistrikan,” tutup Udin.