"Mungkin saja, mereka ingin mempersingkat perjalanannya atau mencari jalur yang sepi sehingga lewat TKP itu,," ujarnya.
"Di saat korban lewat di atas sabuk dam itu, kondisinya masih gerimis karena habis hujan deras. Jalannya sendiri berbentuk bebatuan (memang tak diaspal dari dulu) karena memang bukan jalan umum," paparnya.
Di saat menuruni jalan, tiba-tiba mobil itu terpelanting ke kiri. Kemungkinan karena pengemudi tak menguasai medan atau karena jalan licin.
Akibatnya, mobil itu langsung terjun ke sungai yang ketinggiannya sekitar 10 meter.
(Baca Juga: Wacana Motor Masuk Jalan Tol Mencuat, Ketua MPR RI; Perlu Dikaji Terutama Masalah Keselamatan)
Begitu tercebur, posisi mobil itu terbalik. Karena jatuhnya berada di tepi sungai sehingga tak sampai terendam separo bodinya, hanya bagian bawah saja.
"Cuma arusnya lagi deras karena habis hujan deras sehingga air sungai itu meluap," paparnya.
Untungnya, di dekat sabuk dam itu banyak rumah warga. Mulai di barat dan di timur jembatan itu, padat perkampungan. Yakni, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandungsari). Bahkan, di barat jembatan itu, ada warung yang buka hingga malam hari karena biasa dipakai ngopi oleh para sopir truk yang akan memuat pasir kali.
"Karena banyak rumah itu, sehingga dengan cepat, warga mengetahuinya. Mereka ramai-ramai menolongnya," ujarnya.
(Baca Juga: Nissan Hentikan Produksi Dan Stop Ekspor Mobilnya, Kena Dampak Parahnya Corona)