Syafrin menambahkan, jangan sampai penerapan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik menjadi 'anget-anget tahi ayam'.
"Dalam rangka memperbaiki kualitas udara Jakarta kita meluncurkan bus dengan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG)."
"Tapi kemudian dukungan yang didapatkan oleh Jakarta terhadap implementasi ini boleh dibilang semuanya hanya panas panas tahi ayam," pesannya.
Menurut Syafrin, untuk memajukan kendaraan listrik diperlukan komitmen yang kuat.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Harus Punya Suara Dua Tahun Lagi, Kemenhub Beberkan Alasannya
Tidak hanya dari pemerintah tetapi juga komitmen pelaku usaha dan stekholder lainnya agar implementasi bus listrik ini tidak hangat-hangat tahi ayam.
"Kami berharap implementasi kendaraan listrik di Jakarta khususnya itu dapat segera terealisasi secara masif," tutupnya.