Posisi setang tinggi dan mudah digapai membuat posisi berkendara cenderung rileks.
Busa joknya juga tebal dan empuk, bikin betah untuk jalan jauh. Dibuktikan saat turing ke Purwakarta maupun ke Lebak, bokong tetap nyaman.
Saat membawa pembonceng pun respon positif yang sama juga diutarakan oleh penumpang, yang mengaku merasa nyaman, tidak lekas lelah serta tak terasa sudah berjalan jauh.
Tapi, saat dipakai riding harian karakter handling Himalayan cenderung kaku dan berat, terutama pada kecepatan rendah.
Tampaknya itu akibat dari penggunaan roda depan dengan diameter 21 inci dan ban dual purpose, dan tentu juga dari bobot motornya sendiri yang mencapai 191 kg!
Catatan lain adalah saat berhenti cukup lama atau saat bertemu kemacetan, kaki terasa sedikit panas kena hawa mesin dan oil cooler. Tapi tenang, begitu dibawa kembali jalan, panas ini akan hilang.
Pengetesan Himalayan juga sempat hingga daerah Lebak, Banten. Di sini, motor produksi India ini menempuh jalur dua alam, karena harus melewati jalan yang tertutup longsoran tanah akibat bencana alam pada awal tahun.
Di jalur ini, grip dari ban dual purpose yang dipakai sangat menolong, bisa memberikan cengkeraman yang baik.