Mesin berperbandingan kompresi 10,6:1 ini ternyata cepat panas namun juga cepat dingin.
Ketika bermacet-macetan atau berhenti di lampu merah, suhunya bisa mencapai 104,5° C, tapi segera turun jadi 85-95° C ketika kembali melaju.
Dan enaknya lagi, area kaki tidak panas, salah satunya karena konstruksi lubang knalpot di sisi belakang kepala silinder.
Baca Juga: KTM 390 Adventure Dites Dalam Dan Luar Kota, Segini Konsumsi BBM-nya
Minusnya suara mesin terbilang kasar, mirip keteng kendur, bahkan suara knalpotnya lebih halus. Positifnya perpindahan gigi 6 percepatannya cukup halus.
Geser ke KTM 390 Adventure, ini yang paling bertenaga di antara ketiga motor ini. Torsinya terasa mulai kuat di kisaran 4.000 rpm.
Kalau di bawah 4.000 rpm motor terasa ndut-ndutan. Yang justru bikin kurang nyaman saat dipakai merayap di jalur off road, jadi meredamnya harus sering main setengah kopling.
Positifnya, saat digas penuh, motor yang pakai teknologi ride by wire ini sangat responsif.
Tapi terasa sedikit vibrasi di footstep dan joknya pada rpm tertentu, ditambah ada hawa panas di area paha saat sedang berhenti.
Baca Juga: Royal Enfield Himalayan, Moge 411 Cc, Digas Top Speed Mentok Segini