Otomotifnet.com - Yang pertama bikin penasaran pada motor ini tentu sisi handling, mengingat All New Aerox 155 bobotnya naik, jadi 125 kg (ABS) dan 122 kg (non ABS), padahal versi lama Aerox tipe S hanya 118 kg. Apakah ada bedanya?
Ternyata tidak! Handling-nya tetap terasa lincah. Mungkin jika beda 4-7 kg tersebut diangkat pakai tangan, baru terasa bedanya, namun kalau dikendarai jadi tidak signifikan.
Hal tersebut bisa dirasakan selama perjalanan dari Cempaka Putih, Jaktim menuju Cibinong, Bogor, yang mana kondisi jalannya begitu beragam, Aerox tetap lincah dan sangat nurut. Tapi tetap harus berhati-hati, karena motor ini cukup panjang (1.980 mm), jangan sampai tersangkut.
Karakter kedua suspensinya pun bisa dijajal, yang ternyata memiliki redaman yang sedikit berbeda. Suspensi teleskopik depan punya redaman yang empuk, mirip Aerox 155 generasi sebelumnya.
Baca Juga: Aerox 155 Pakai Buntut R1M, Berbalut Carbon Kevlar, Serba Aluminium
Saking empuknya, sisa travel suspensi setelah dinaiki jadi sedikit, karena saat diduduki sudah amblas. Akhirnya ketika menginjak jalan berlubang atau sambungan jalan yang tajam jadi bottoming.
Berbeda dengan suspensi belakang, yang justru punya karakter lebih sporty, terasa sedikit menghentak badan ketika lewat jalan rusak, tapi tergolong masih nyaman untuk pengendara berbobot 58 kg.
Kenyamanan selama perjalanan yang memakan waktu lebih dari 1 jam justru berkurang akibat panas di bokong.
Tampaknya hal itu karena All New Aerox 155 pakai kulit dan busa jok yang terasa lebih kaku dibanding versi sebelumnya.
Baca Juga: All New Yamaha Aerox 155 Connected Hadir di Bangka, Harga Mulai Rp 27 Jutaan