Selanjutnya dites di atas dynamometer Mainline milik Farm Tuning untuk dibaca performa dan AFR yang dihasilkan.
Cara pasangnya tergolong mudah, tinggal copot soket O2 sensor yang ke ECU dan diganti kabel sinyal dari Open Looper.
Dua kabel lainnya, ground dan plus tinggal disesuaikan pemasangannya. Kabel ground atau massa ke kutub minus aki dan kabel plus ke sekering.
Sebelumnya motor sudah terlebih dulu di-running untuk mendapatkan gambaran performanya.
Baca Juga: Vario, Xeon GT Sampai Mio Seken, Skutik Harga Miring, Cocok Buat Budget Rp 7 Jutaan
Kondisi motor sudah memakai knalpot full system. Sebagai base kami mendapat tenaga 8,70 dk di 8.321 rpm dan torsi 10,0 Nm pada 5.054 rpm.
“Pakai knalpot full system AFR di atas 6.700 rpm rata-rata di angka 13 sampai 13,5:1,” ujar Saiful Bachrie, Kepala Mekanik Farm Tuning. Itu sebenarnya angka AFR optimal untuk mengejar performa di sebuah motor harian.
Karena enggak ada garis jadi agak susah untuk mencari patokan awal pada setelan di Open Looper-nya.
Tes pertama setelan diputar ke kanan sampai mentok. Hasilnya sama saja dan cenderung lebih lean pada putaran bawah (5.000 sampai 6.000 rpm).