Otomotifnet.com - Era kendaraan listrik yang telah di depan mata, tentunya tak sebatas euphoria teknologi semata.
Namun perlu juga dipikir dampak lingkungan dari limbah baterai yang dihasilkan.
Oleh karenanya perlu tata kelola limbah baterai jika ke depannya populasi kendaraan listrik kian banyak di tanah air.
Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara.
Ia mengatakan peran serta masyarakat diperlukan dalam hal mengelola limbah baterai. Kukuh mencontohkan perlakuan pada baterai handphone.
Kukuh berpendapat, seharusnya baterai bekas pakai tidak boleh dibuang sembarangan, namun diproses agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tak baik.
Baca Juga: Agar Kompetitif, Pabrikan Diminta Garap Mobil Listrik 7 Seater
“Bisa dibayangkan nanti di tahun 2025 diperkirakan 20% kendaraan yang beredar adalah BEV. Saat itu produksi mobil kita mungkin sudah 2 juta, maka sekitar 400 ribu adalah BEV,”
“Bisa dibayangkan baterainya cukup besar, rata-rata mungkin bisa mencapai 300-400 kg beratnya. Nah kalau ada 400 ribu baterai yang mesti dibuang bagaimana?” beber Kukuh.
Atas dasar itu Ia berpandangan perlu disiapkan cara dan tempat pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik.
“Saat ini berdasarkan informasi yang kami miliki, baru ada satu negara yang siap melakukan daur ulang baterai yakni Belgia,”
“Tidak ada salahnya jika Indonesia mempersiapkan kearah sana. Ini upaya kita bersama, bukan hanya pemerintah namun masyarakat juga harus memahami konsekuensinya,” terangnya lagi, dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.