Kembali ke MotoGP 2014 Setelah Pamit, Suzuki Ganti Mesin V4 ke Inline 4, Ini Alasannya

Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - Jumat, 18 Desember 2020 | 20:30 WIB

Joan Mir (Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - )

Tapi Suzuki lebih memilih kemampuan mesin inline 4 dalam menikung dibandingkan power pada mesin V4.

"Jelas mesin V4 punya power lebih besar dibanding mesin inline 4. Mesin V4 punya power lebih tapi kecepatan menikungnya lambat.Tapi kau harus bekerja lebih keras untuk menguasainya," ungkap Brivio dilansir dari Motosan.es.

"Mesin inline tidak secepat itu, tapi kau lebih lincah dan kau lebih cepat saat menikung," jelasnya.

Selain memilih kemampuan menikung dibanding power, Suzuki juga mengejar tipe pembalap dan strategi setiap balapannya.

Baca Juga: Aprilia Cerai Sama Gresini, Masing-masing Jadi Tim Independen Mulai MotoGP 2022

"Ada perbedaan pendekatan. Ada positif dan negatif bagi keduanya," ungkap Brivio.

Pada kenyataannya, saat ini mesin inline 4 dan V4 tidak berbeda dalam lap time karena punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.

"Di Qatar misalnya, di mana ada trek lurus sepanjang 1 km, akan jadi mimpi buruk buat mesin inline," sambungnya.

"Jika kau lihat kalendernya, ada sirkuit yang lebih cocok ke mesin V, seperti Qatar dan Spielberg. Tapi juga ada sirkuit yang kami bisa bertarung bahkan memenangkannya," tegasnya.

Baca Juga: Valentino Rossi Bongkar Kelemahan Tim Yamaha 4 Tahun Terakhir, Bermula Dari Ban Belakang