Kembali ke MotoGP 2014 Setelah Pamit, Suzuki Ganti Mesin V4 ke Inline 4, Ini Alasannya

Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - Jumat, 18 Desember 2020 | 20:30 WIB

Joan Mir (Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Suzuki berjaya setelah pembalapnya Joan Mir meraih gelar juara dunia MotoGP 2020.

Tak hanya itu, tim Suzuki Ecstar juga menang dalam kejuaraan tim terbaik MotoGP 2020.

Meskipun baru kembali pada 2014 lalu, DNA MotoGP yang sudah sejak dari dulu memang membantu langkah Suzuki jadi juara lagi.

Seperti yang diketahui, sebelum come back pada 2014, Suzuki pernah keluar dari MotoGP usai musim 2011 berakhir.

Baca Juga: Pengerjaan Sirkuit Mandalika Digeber di Akhir Tahun 2020, Progres Sudah Sampai Sini

Uniknya di era 4-tak sebelum come back, Suzuki memakai mesin V4 pada motor GSV-R sampai tahun 2011.

Saat balik di tahun 2014, Suzuki memakai mesin inline 4 pada motor GSX-RR seperti halnya YZR-M1 milik Yamaha.

Apa alasan Suzuki kembali tapi dengan konfigurasi mesin berbeda ya? Padahal mesin V4 lebih kuat dari mesin inline 4.

Sang bos tim, Davide Brivio, juga menyadari mesin V4 lebih unggul dari segi power.

Baca Juga: Fabio Quartararo Masuk Tim Pabrikan, Ultimatum Yamaha Agar Tak Dengarkan Valentino Rossi Lagi

Tapi Suzuki lebih memilih kemampuan mesin inline 4 dalam menikung dibandingkan power pada mesin V4.

"Jelas mesin V4 punya power lebih besar dibanding mesin inline 4. Mesin V4 punya power lebih tapi kecepatan menikungnya lambat.Tapi kau harus bekerja lebih keras untuk menguasainya," ungkap Brivio dilansir dari Motosan.es.

"Mesin inline tidak secepat itu, tapi kau lebih lincah dan kau lebih cepat saat menikung," jelasnya.

Selain memilih kemampuan menikung dibanding power, Suzuki juga mengejar tipe pembalap dan strategi setiap balapannya.

Baca Juga: Aprilia Cerai Sama Gresini, Masing-masing Jadi Tim Independen Mulai MotoGP 2022

"Ada perbedaan pendekatan. Ada positif dan negatif bagi keduanya," ungkap Brivio.

Pada kenyataannya, saat ini mesin inline 4 dan V4 tidak berbeda dalam lap time karena punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.

"Di Qatar misalnya, di mana ada trek lurus sepanjang 1 km, akan jadi mimpi buruk buat mesin inline," sambungnya.

"Jika kau lihat kalendernya, ada sirkuit yang lebih cocok ke mesin V, seperti Qatar dan Spielberg. Tapi juga ada sirkuit yang kami bisa bertarung bahkan memenangkannya," tegasnya.

Baca Juga: Valentino Rossi Bongkar Kelemahan Tim Yamaha 4 Tahun Terakhir, Bermula Dari Ban Belakang

Masalah tipe pembalap, mesin inline 4 lebih menjanjikan untuk pembalap rookie, juga pembalap dengan gaya balap tertentu.

Sementara mesin V4, cocok buat pembalap agresif meski butuh proses untuk memahami karakter mesin V4.

"Kau harus pintar dan berpikir soal strategi. Ini masalah teknologi antara konsep dan filosofi," lanjut pria asal Italia ini.

"Mesin V selalu lebih cepat di trek lurus, tapi kami bisa mengejar mereka di tikungan," tuntas Brivio.

Nah buktinya Suzuki mampu tampil bagus dengan inline 4 ini dan menang juara MotoGP 2020.