Tes Emisi Gas Buang Busi Standar (Nickel) vs Iridium, Ternyata Ini Yang Berubah Mengagumkan!

Andhika Arthawijaya - Kamis, 8 April 2021 | 23:30 WIB

Ilustrasi busi NGK Iridium IX saat akan diuji efeknya terhadap emisi gas buang Ertiga Dreza keluaran 2017 (Andhika Arthawijaya - )

Kalau menurut regulasi emisi gas buang yang diterapkan Pengprov DKI Jakarta, untuk mobil produksi 2007 ke atas, nilai CO tak boleh lebih dari 1,5% dan batasan HC-nya tak boleh lebih dari 200 ppm.

Artinya, hasil uji emisi pemakaian busi standar berbahan nickel ini masih ramah lingkungan.

Oiya, proses uji emisi ini dilakukan bengkel Fontana Indah di Jl. Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kemudian komponen pemercik apinya diganti menggunakan busi NGK Iridium IX, lalu mesin dirunning di rpm 3.000 selama 1 menit (proses yang sama juga dilakukan pada busi standar)z dengan tujuan untuk mencapai suhu ideal mesin.

Baca Juga: Woww..! Kijang Innova Reborn Diesel, ECU Diremap Akselerasi 0 - 100 Km/Jam Terpangkas 4,1 Detik

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Selain material elektroda berbahan iridium lebih kuat dibanding nickel, diameternya yang kecil bisa meredam efek quenching

Pengukuran emisi dilakukan dalam kondisi mesin idle atau stasioner, dimana ketika mesin uji emisi diaktifkan, dihitung selama 20 detik.

Hasilnya, angka CO Ertiga Dreza 2017 yang terbaca pada mesin uji emisi milik bengkel Fontana Indah terbaca sebesar 0,13% atau naik 0,5% dibanding waktu pakai busi standar.

Sedangkan HC-nya terukur sebesar 52 ppm atau naik sebanyak 11 ppm.

"Perubahannya bisa dibilang sangat kecil, tidak terlalu berpengaruh pada emisi gas buang, karena masih di bawah ambang batas yang diberlakukan," terang Andi, teknisi bengkel Fontana Indah yang jadi operator mesin uji emisi.

Ibnu Faris/GridOto
Hasil uji emisi gas buang Suzuki Ertiga Dreza 2017 saat pakai busi standar (kiri) vs busi iridium. Yang berubah mengagumkan justu nilai Lambda-nya