Otomotifnet.com - Di beberapa forum otomotif di media sosial, kerap muncul percakapan atau pertanyaan soal kinerja shockbreaker tipe gas untuk mobil.
Tak jarang ada komentar yang mengatakan kalau pakai shockbreaker tipe gas, akan membuat bantingan mobil jadi lebih keras.
Bahkan ketika OTOMOTIF menanyakan ke salah satu pedagang onderdil di kawasan Sawangan, Depok, sebut saja Roni, ia mengatakan kalau karakter sok tipe gas memang begitu (lebih keras). Apa benar?
“Tidak seperti itu! Antara shockbreaker gas dan oli, tingkat kekerasannya tergantung nilai force yang diterapkan masing-masing pabrikan sok itu sendiri,” bilang Alfian Kudus, punggawa bengkel Absorber Solution yang satu kawasan dengan DSS (Dana Suspension Specialist) Garage di Jl. RE. Martadinata No.73, Ciputat, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Kinerja Shockbreaker Mobil Mulai Gak Enak, Begini Cara Mendeteksinya!
Masih kata Alfian, kalau sok tipe gas nilai force-nya dibikin lebih tinggi dari tipe oli, sok itu memang akan cenderung lebih keras.
“Tapi kalau nilainya kecil, dia akan lebih lembut. Begitu juga sebaliknya dengan sok tipe oli. Jadi bukan karena dia pakai gas atau hanya oli,” imbuhnya.
Menurut Alfian, sok tipe gas itu isinya bukan hanya gas, “Tetap pakai oli juga. Bahkan jumlah olinya bisa dibilang sama dengan sok tipe oli,” tukasnya.
Nah, sok tipe gas ini kata Alfian karakternya justru lebih responsif dibanding sok tipe oli.
Tak heran bila kebanyakan sokbreker high performance atau kompetisi, menggunakan jenis ini.
Selain itu, beberapa merek mobil juga ada yang menggunakan shockbreaker tipe gas sebagai standarnya. Toh, bantingan suspensinya bisa tetap nyaman.
“Jadi, bukan karena jenis isi soknya, melainkan karena settingan force-nya. Untuk membuktikannya, bisa menggunakan alat dyno shockbreaker. Pasti akan ketahuan nilai force-nya antara sokbreker oli maupun gas,” jelas Alfian lagi.
Tuh, sekarang dah paham kan?