Otomotifnet.com – Dalam rubrik konsultasi R4 di Tabloid OTOMOTIF Edisi 05-XXXI, ada salah satu pembaca OTOMOTIF yang bertanya kenapa mobilnya saat dikendarai malam hari, tenaga mesinnya terasa lebih enak dan irit bahan bakar.
Jawaban dari pertanyaan pembaca bernama Widi tersebut, yakni saat malam hari kondisi udara lebih dingin dibanding siang hari.
Sehingga pencampuran udara dengan bahan bakar lebih homogen. Efeknya, tentu akan membuat pembakaran di ruang bakar lebih optimal.
Sehingga berdampak membaiknya performa mesin, ditandai dengan akselerasi mobil yang terasa lebih kuat dan irit bahan bakar.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Performa Mesin Lebih Enak Saat Malam Hari?
Nah, ulasan pada rubrik konsultasi tersebut baru-baru ini turut mendapat tanggapan dari Dosen Kimia Fisika UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung, Jawa Barat, yakni Dr. Ijang Rohman, M.Si.
Dalam surat elektroniknya, Ijang Rohman yang termasuk pelanggan setia Tabloid OTOMOTIF, memberikan apresiasi pada ruang konsultasi R4-nya yang dianggapnya sangat membantu wawasannya tentang hal-hal yang terkait dengan permasalahan otomotif.
“Saya ingin memberi sedikit tambahan kepada Mas Andhika pada konsultasi edisi 05 XXXI 10-16 Juni 2021, jawaban mengenai performa mesin lebih enak saat malam hari,” tulisnya, sembari membagikan lampiran.
“Terima kasih, mudah-mudahan ada manfaatnya,” pungkas Ijang Rohman dalam email tersebut.
Begini isi lampiran yang diberikan Dosen Kimia Fisika UPI Bandung tersebut, mengenai cara menghitung presentasi efisien BBM berdasarkan pengaruh suhu lingkungan.
Kalor yang diserap oleh sistem sebagian diubah menjadi kerja dan sebagian lagi dilepaskan ke lingkungan.
Diasumsikan mesin mobil bekerja sebagai mesin kalor carnot.
Perbandingan jumlah total kerja yang dihasilkan oleh sistem terhadap jumlah total kalor yang diserap dari sumber bersuhu tinggi (sebagai akibat pembakaran BBM) disebut efisiensi.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Dapat Ertiga Seken, Kaki Depan Bunyi “Gruduk”
Dan untuk mesin kalor disebut efisiensi mesin kalor, yang biasa diberi lambang ϵ (lihat gambar rumus di atas).
Jadi efisiensi mesin kalor hanya dapat dipengaruhi oleh dua suhu, yakni suhu tinggi (T, suhu mesin) dan suhu rendah (T', suhu lingkungan).
Untuk mendapatkan efisiensi yang sangat besar mesin harus memiliki suhu yang sangat tinggi dan bekerja pada suhu yang sangat rendah.
Namun demikian dapat diduga bahwa tidak mungkin ada suatu mesin kalor yang dapat memiliki efisiensi kerja 100%.
Contoh suatu mesin mobil bekerja pada siang hari (suhu lingkungan 30 derajat Celcius ).
Anggaplah suhu mesin 100 derajat Celcius. Berapakah efisiensi mesin mobil pada suhu tersebut?
Jika mobil dijalankan pada malam hari, yang bersuhu 10 derajat Celcius, berapakah efisiensinya?
Nah, jawaban dari pertanyaan di atas yang ditulis oleh Bapak Ijang Rohman adalah begini.
Baca Juga: Kia Sonet Dites Konsumsi BBM Dalam & Luar Kota, Hasilnya Bikin Takjub
Untuk menyelesaikannya, suhu mobil harus diubah ke Kelvin (K).
Kerja mesin pada siang hari
Konversi suhu:
T' = (30 + 273) K = 303 K
T = (100+273) K = 373 K
Maka bila dimasukkan ke dalam rumus tadi, maka hasilnya didapat efisiensi mesin kalor pada siang hari sebesar 18,8% (lihat gambar hasil perhitungan).
Sementara untuk efisiensi mesin kalor pada malam hari, jika mengikuti rumus tadi, hasil hitungannya adalah 24,1% (lihat gambar hasil perhitungan).
Kerja mesin pada malam hari
Konversi suhu:
T' = (10 + 273) K = 283 K
T = (100+273) K = 373 K
Jadi, efisiensi mesin mobil meningkat sekitar 5,3 % (hasil dari pengurangan 24,1% - 18,8% = 5,3%, red) jika dijalankan pada malam hari.
Tuh, mudahkan menghitungnya!