Otomotifnet.com – Berkendara menggunakan mobil yang kabinnya senyap atau rendah noise, memang lebih nyaman dan menyenangkan.
Terutama ketika ingin menikmati hiburan musik atau film dari sistem audio di mobil.
Makanya tak heran bila banyak pemilik mobil yang akhirnya memasang peredam di kabin mobil kesayangannya, demi mendapatkan ruang kabin yang senyap.
Namun sialnya, tak sedikit pula yang merasa kurang puas setelah mobilnya dipasangi peredam.
Baca Juga: Tegur Aja Mekaniknya, Pasang Peredam Kabin Jadi Sia-sia Jika Lewatin Sisi Ini
Walaupun tingkat kebisingan di kabin agak berkurang dari sebelumnya, namun dirasa masih kurang maksimal.
Nah, untuk Anda yang memang berniat mengaplikasi peredam pada mobil kesayangan, bila tak ingin mengalami hal seperti itu, sebainya kenali dulu jenis-jenis peredam kabin.
“Peredam itu jika kita bagi secara global, ada tiga kategori. Yang pertama disebut peredam vibro,” papar Andreas Tjahjadi, punggawa PT Audioplus Indonesia, selaku pemegang merek peredam berlabel Ground Zero dan Silent Coat.
Sesuai namanya, jenis vibro yang merupakan kata dasar dari vibration (getaran), berfungsi untuk menahan getaran.
“Jadi kalau ditempel pada benda yang rawan bergetar, peredam virbo ini menahan supaya benda ini tidak bergetar, atau minimal berkurang getarannya,” jelas Andreas.
Getaran tersebut kata pria yang termasuk salah satu pemain audio senior di Tanah Air ini, dapat menimbulkan noise.
“Berkurang getaran tersebut setelah dipasangi peredam jenis vibro ini, akan membuat noise jadi ikut berkurang,” imbuhnya.
Nah di mobil, getaran tadi sering timbul ketika mobil dijalankan, “Misal pada bagian pintu, atap, lantai kabin, koolong spakbor dan sebagainya,” terang Andreas lagi.
Baca Juga: Tak Cukup Hanya Aluminium, Material Ini Penting Saat Pasang Peredam Kabin Mobil
Getaran juga bisa berasal dari suara kendaraan lain kayak motor atau mobil, sehingga kemudian menimbulkan noise yang masuk sampai ke dalam kabin.
Lanjut jenis peredam kedua, yakni isolator. “Sesuai namanya, peredam jenis ini berfungsi untuk meng-isolated atau mengisolasi antara bagian luar dengan bagian dalam mobil,” jelasnya.
Misalnya bila kita pasang peredam jenis ini di plafon, lanjut Andreas, ia akan mengisolasi bagian luar mobil dengan bagian dalam mobil dari segi suara, misalnya bunyi hujan jadi berkurang.
“Kemudian dari segi panas, seperti pengaruh dari terik matahari di luar, juga akan berkurang masuk ke kabin. Ibaratnya fungsinya seperti kaca film, tapi ini untuk besi,” ujar Andreas.
Kemudian jenis peredam ketiga, yakni absorber, yang umumnya materialnya seperti busa.
“Sesuai namanya, fungsinya untuk menyerap noise. Tapi bahannya bukan kayak busa untuk telur ya, kalau busa telur itu jenisnya open cell.”
“Sementara yang fungsinya benar-benar sebagai absorber seperti produk kami Silent Coat ini, bentuk kantungnya (cekungan, red) begini, ketika ada suara lewat peredam ini, suara itu akan masuk ke dalam kantung tersebut dan kemudian hilang,” papar Andreas.
Hal itu ia buktikan dengan mendakatkan suara musik dari handphone ke peredam jenis absorber dari Silent Coat, suara musik tadi langsung mengecil.
Lantas mana yang paling baik digunakan untuk meredam noise di kabin? Tunggu saja artikel selanjutnya ya sob!