Otomotifnet.com - Kerugian besar bagi pemilik mobil hybrid yang ingin jual unitnya.
Sebab harga bekas mobil hybrid jatuh puluhan juta tiap tahunnya dibanding mobil konvensional.
"Kalau beli dari baru terus dijual sih berasa ya depresiasinya. Kenapa depresiasinya gede? menurut saya karena peminatnya enggak banyak," ucap Riski Maulana, General Manager Fast Automobil saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu Fast Automobil menjual Toyota Camry Hybrid lansiran 2015 dengan harga Rp 330 juta.
Padahal harga unit baru Toyota Camry hybrid pada 2015 adalah Rp 774,5 juta.
Baca Juga: Mobil Hybrid Bekas Lebih Teliti Saat Cek Unit, Kenali Ciri Baterai Traksi Lemah
Artinya depresiasi harga Toyota Camry hybrid setelah enam tahun pemakaian adalah Rp 444,5 juta atau turun sekitar Rp 74 jutaan per tahunnya.
Menurut Riski, faktor yang membuat harga mobil hybrid anjlok adalah kualitas atau umur pemakaian baterai.
Maklum, baterai mobil hybrid atau mobil listrik jika sudah rusak biaya yang dikeluarkan untuk menggantinya sangat mahal.
"Orang tuh masih takut beli mobil hybrid bekas karena takut baterainya rusak, kalau baterainya sudah rusak itu biaya gantinya lumayan," jelasnya.
Oleh karena itu, Riski menyebut konsumen hybrid bekas biasanya sangat segmented, yakni orang-orang yang memang mengerti tentang teknologi ramah lingkungan ini.
Sehingga, kebanyakan konsumen yang membeli mobil hybrid bekas tak lagi banyak bertanya soal teknologi tersebut.
"Enaknya konsumen hybrid tuh mereka biasanya sudah paham soal mobil hybrid, jadi enggak banyak tanya-tanya lagi," bebernya.
"Palingan sih mereka hanya minta izin untuk bawa unit ke bengkel resmi, untuk cek kondisi baterai seperti apa," tukasnya.
Riski mengatakan, hingga saat ini showroom miliknya sudah beberapa kali menjual mobil hybrid bekas dan kebanyakan yang dijual adalah Toyota Camry Hybrid.
"Kalau hybrid yang baru kayak Toyota Corolla Cross, Toyota C-HR, belum pernah pegang sih. Paling hanya Camry hybrid dan Alphard hybrid aja," tukasnya.