Sementara, untuk penyebab kebakaran, Pertamina menyimpulkan akibat sambaran petir atau induksi pada tangki G yang berdampak terjadinya segitiga api yaitu udara oksigen, vapor hydrocarbon dan sambaran petir.
Berikut hasil investigasi keempat lembaga dari sisi penyebab kebocoran tangki:
1. B2TKS
Djoko menjelaskan, B2TKS melakukan investigasi terkait Integrity Shell Tanki 42-T-301 G.
Tim ini menganalisis struktur plat tangki untuk mengetahui apakah ada keretakan atau korosi, namun hasilnya tangki G dalam kondisi yang baik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan B2TKS, tangki akan mengalami kebocoran jika ketebalan dindingnya di bawah 1,5 milimeter, sedangkan hasil pengukuran menunjukkan tangki G memiliki ketebalan dinding 4,19 milimeter hingga 8,85 milimeter.
"Hasil investigasi menunjukkan kondisi internal dan eksternal tangki masih baik, tidak terbukti korosi sebagai penyebab kecoboran tangki," ujarnya.
Baca Juga: Emak-emak Gerak Cepat, Berebut Ambil Minyak Tanah Dari Truk Tangki Yang Terguling
2. LAPI ITB
LAPI ITB melakukan investigasi yang dilaksanakan oleh ahli petir terkait kontribusi potensi petir sebagai penyebab kebakaran tangki E, F, G dan H di Kilang Balongan.
Hasilnya, kebocoran terjadi akibat sambaran petir travelling yang mendegradasi dinding tangki G hingga terjadi penipisan.
"Ini seperti pengelasan, kalau pengelasan itu bisa melumerkan dengan arus sekitar 200 ampere, tapi tangki ini (akibat petir) besarnya arusnya 18.000 ampere," ucap Djoko.
"Jadi bisa dibayangkan panas yang terjadi bisa mendegragasi tangki," jelas Djoko.
Penipisan yang terjadi, lanjutnya, menyebabkan dinding tangki tidak dapat menahan tekanan mekanik dari BBM di dalam tangki, sehingga tangki menjadi sobek dan bocor.