Otomotifnet.com - Umumnya oli transmisi otomatis disarankan diganti secara berkala setiap jarak tempuh 40 ribu – 60 ribu kilometer.
Meski sebenarnya ia punya masa pakai bisa mencapai 80.000 km - 100.000 km.
Namun pada beberapa mobil premium seperti Mercedes-Benz, BMW, serta beberapa mobil asal Jepang, ada yang oli transmisi matiknya menggunakan jenis free maintenance atau lifetime.
Banyak yang bilang umur pakainya lebih lama dari oli matik biasa, bahkan bisa seumur pemakaian mobil. Apa benar?
Baca Juga: Ini Alasan All New Honda BR-V Tipe Tertinggi Tak Dilengkapi Mode Berkendara
Memang pada negara yang punya iklim dingin seperti di Eropa, pemakaian oli jenis ini biasanya bisa cukup lama.
“Namun kalau di negara beriklim tropis kayak di Indonesia, jika pemakaian mobil sampai 10 tahun oli jenis ini tidak diganti, bisa saja terjadi masalah pada transmisi. Parahnya ya bisa jebol,” papar Wahono, Service Manager Auto 2000 di BSD City, Tangerang.
Sebab, lanjut Wahono, karena iklim di Indonesia rata-rata suhunya panas, “Ditambah kondisi lalu lintas juga padat alias banyak macet dan banyak debu, memaksa transmisi bekerja pada kondisi yang lebih berat.”
“Ini yang bisa menurunkan kualitas oli transmisi long life atau lifetime tadi," tambahnya.
Padahal, menurut Wahono yang wajib diperhatikan dari perawatan transmisi otomatis adalah pada olinya.
“Bila kinerja oli transmisi sampai menurun drastis karena kelamaan tidak diganti, tentu akan berisko merusak transmisinya,” yakinnya.
Nah, ciri-ciri bila transmisi matiknya mulai bermasalah, kata Wahono, biasanya mobil tidak mampu atau tidak kuat diajak menanjak, terutama di tanjakan dengan kemiringan yang cukup curam.
“Meski tuas transmisi sudah digeser ke posisi 1 atau L dan pedal gas ditekan full, tetap saja mobil tidak akan mampu diajak mendaki,” imbuhnya lagi.
Selain itu, pemakaian yang terlalu lama pada kondisi berat tadi juga bisa membuat oli jadi ‘basi’ (kemampuannya menurun drastis), dan volumenya banyak berkurang.
Tanda-tandanya ketika berdampak pada kinerja transmisi, yakni transmisi suka ‘ngelos’ yang ditandai tarikan mobil kerap tersendat sesaat pada tarikan awal.
“Gejala lainnya yang kemungkinan terjadi adalah perpindahan gigi yang sulit,” ujar Wahono lagi.
Nah, jika pemilik mobil mendapati gejala-gejala seperti tadi, sebaiknya segera lakukan pengurasan dan penggantian oli transmisinya deh untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
“Kalau ingin transmisi matiknya awet, sebaiknya penggantian olinya dilakukan setiap 100 ribu km, atau 4 - 5 tahun sekali,” sarannya.
Namun bila mobil sempat terendam banjir, oli matiknya wajib segera diganti untuk menghindari kerusakan yang bisa merembet pada komponen lain, meski belum mencapai jarak atau usia pemakaian tadi.