Otomotifnet.com - Pemberlakuan tarif penuh di Tol Manado-Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) masih jadi perdebatan bagi sejumlah kalangan.
Meski demikian, ada juga yang merasa tarif tol yang diberlakukan sudah dalam taraf wajar.
Seperti yang diungkapkan Joko Hadi Nugroho, selaku Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Ia merasa, pembuatan jalan tol Manado-Bitung perlu melewati banyak tahapan dan memakan biaya yang tidak sedikit.
Sehingga, dari itu semua ditentukan tarif tol yang sebetulnya besarannya sudah sesuai.
"Manfaatnya luar biasa untuk mengembangkan perekonomian, karena transit ekspedisi berjalan dengan mudah," jelasnya (17/3/2022).
Joko melanjutkan, sebaiknya masyarakat tidak hanya melihat besaran tarif tol yang diberlakukan.
Tapi juga melihat beban biaya pembuatannya, mengingat nominalnya enggak sedikit.
Lalu terkait sepinya tol Manado-Bitung, menurutnya ini terjadi karena tolnya masih baru.
Para pengusaha masih perlu waktu untuk mengevaluasi biaya operasional kalau mau memanfaatkan tol yang ada.
"Nanti kalau sudah waktunya ya pengusaha akan mengevaluasi biaya ekspedisi, mengingat biaya tersebut perlu diperhitungkan jika distribusinya mau lewat jalan tol," terangnya.
Tak cuma memperlancar arus lalu lintas di dalam kota, ia juga menilai jalan tol ikut mempermudah kegiatan bisnis.
Pasalnya, truk dan kendaraan bertonase besar lainnya bisa mendistribusikan barang tanpa perlu masuk ke wilayah kota.
"Nantinya angkutan logistik diarahkan ke tol biar mempermudah pendistribusian barangnya," ucap Joko.
Ditambah, biaya operasional para pengusaha juga jadi semakin irit.
Soalnya, truk dan angkutan logistik lainnya tak perlu lewat jalan biasa yang ada kemungkinan terjadi macet dan membuat biaya operasional semakin membengkak.
Terlebih, pendistribusian barang melalui tol juga dirasa efisien dari segi waktu.
"Ketepatan waktu pendistribusian juga penting bagi kami untuk menjaga kepercayaan kolega," pungkas Joko.
Baca Juga: Lewat Tol Mulai April 2022 Wajib Waswas, Tilang Elektronik Sudah Berlaku