Otomotifnet.com – Belum banyak yang tahu, bedanya naik motor balap World Supersport dan Moto2 ternyata sangat berbeda.
Hal itu seperti diutarakan oleh Manuel Gonzalez, pembalap yang di tahun 2022 ini turun di Moto2 bersama tim Yamaha VR46 Master Camp Team.
Mengapa Gonzalez sangat paham? Karena di tahun 2020 dan 2021 pembalap asal Spanyol tersebut turun di kejuaran World Supersport.
Terakhir di 2021 pada klasemen akhir meraih peringkat ketiga saat mengendarai Yamaha YZF-R6.
Sementara di 2022 ini, pembalap yang pakai nomor start 18 ini turun di Moto2 menggunakan sasis Kalex.
Apa sih beda keduanya? Menurutnya, paling beda adalah karakter mesinnya.
Sebagai info, dapur pacu Triumph yang digunakan sebagai one make engine di Moto2 speknya 765 cc 3 silinder segaris.
Ternyata menurutnya mesin Triumph sangat strike, “Mesin sangat kritikal untuk motor,” terangnya.
Gampangnya sangat sensitif, ngegasnya harus kalem dan sekonsisten mungkin.
Tentunya beda dengan karakter mesin R6 yang 600 cc 4 silinder segaris.
Berikutnya yang membedakan menurutnya adalah keleluasaan dalam seting sasis dan suspensi.
Di Supersport yang diseting hanya keras dan lembutnya suspensi, sementara di Moto2 lebih kompleks.
“Beda dengan Moto2, harus seting yang baik pada geometri sasis, jarak main suspensi ke sasis, jadi bisa mengubah banyak hal,” tutur pembalap berusia 19 tahun ini.
Karakter motor ketika dikendarai di lintasan ternyata juga sangat berbeda.
Motor Supersport menurutnya lebih gampang dikendarai, jika melakukan kesalahan lebih mudah dikoreksi, walaupun karakternya bagian belakang motor ternyata lebih banyak goyangan.
“Mungkin kamu saat keluar tikungan melebar 1 meter, itu tidak akan kehilangan waktu yang banyak,” ujar pembalap yang naik motor sejak usia 4 tahun ini.
“Tapi dengan Moto2 kamu harus di posisi yang selalu bagus, mengerem dengan cara yang bagus, tidak terlalu keras atau lembut, juga pakai rem belakang,” imbuhnya.
“Dan seting suspensi sangat penting karena sasis lebih rigid, jadi kalau kamu ada goyangan sedikit kamu akan kehilangan banyak waktu. Jadi di Moto2 kalau motor di kondisi bagus kamu bisa jauh lebih kencang,” paparnya lagi.
Dan perbedaan signifikan berikutnya ternyata ban yang digunakan, karena di Moto2 pakai Dunlop, sementara Supersport menggunakan Pirelli.
“Moto2 pakai Dunlop yang sangat keras, kami tak tahu bagaimana dapat batasannya. Jadi walaupun berkendara secara normal tapi bisa saja jatuh, jadi harus mencoba saat tes dengan banyak lap, kalau Pirelli setiap saat tahu batasannya.”
“Jadi Moto2 jauh lebih susah dikendarai,” pungkas Gonzalez.