Banyak Yang Belum Tahu, Begini Cara Deteksi Sokbreaker Mulai Lemah

Andhika Arthawijaya - Selasa, 5 April 2022 | 23:45 WIB

Ilustrasi sokbreaker mobil (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Seiring pemakaian mobil, bila suatu saat kita merasakan muncul gejala-gejala aneh, jangan didiamkan.

Misalnya bantingan suspensi mulai terasa tidak enak, itu menandakan ada komponen di bagian kaki-kaki yang sudah waktunya diganti.

Misalnya mobil terlalu mengayun saat melewati jalan keriting, atau limbung ketika bermanuver dan sebagainya.

Jika iya, segera deh periksakan kondisi komponen suspensi mobil Anda itu.

Baca Juga: Waduh! Yamaha NMAX Baru Dipakai Setahun, Sokbreaker Depan Patah Saat Lintasi Jalan Berlubang

Sebab bila tidak, selain berkendara jadi kurang nyaman, juga dapat berisiko terhadap keselamatan Anda dan keluarga.

Tapi sebelum melakukan hal itu, tidak ada salahnya untuk memastikan komponen suspensi mana yang bermasalah.

Apakah shockbreakernya yang sudah aus, atau pernya yang lemah.

“Umumnya sih shockbreaker yang suka kena duluan, kalau per jarang sekali bermasalah,” tukas Abikusno, punggawa bengkel Pak Abi di kawasan Perumahan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Depok.

Dok. OTOMOTIF
Per sokbreaker jarang kena duluan, namun ia punya batas pemakaian dan kinerjanya bisa saja lelah

Apalagi, lanjut Pak Abi (sapaan akrabnya), bila mobil sering melewati jalan rusak, pastinya lama-lama akan membuat kinerja komponen peredam kejutnya jadi cepat menurun.

Tapi, bagaimana cara mengetahui kinerja sokbreaker mobil kita sudah mulai lemah atau belum?

Perlu diketahui, jenis shockbreaker standar pada mobil-mobil yang dipasarkan di Tanah Air itu ada yang single action dan ada pula double action.

“Yang dimaksud sok single action, kerjanya cuma satu arah saja. Yaitu saat kompresi saja atau rebound saja,” terang Pak Abi.

Baca Juga: Hati-Hati! Bahaya Ini Bisa Terjadi Bila Karet Support Shockbreaker Aus

Istimewa/Suwandi
Shockbreaker belakang Suzuki Ertiga tipe double action

Sementara yang double action, bekerja dua-duanya (kompresi dan rebound).

Jenis ini lah yang banyak digunakan di mobil-mobil keluaran sekarang.

Nah, baik sok single action maupun double action ini, “Bila kinerjanya mulai aus atau lemah, efeknya hampir mirip, yakni kemampuan meredam guncangan jadi berkurang,” jelasnya.

Ciri-ciri yang bisa dirasakan, terutama untuk sok depan, salah satunya ketika melakukan pengereman, bagian depan mobil akan terasa amblas atau turun terlalu banyak dari biasanya.

“Sebaliknya ketika mobil sudah berhenti, bagian depannya akan cepat mengayun ke atas,” papar pria yang pernah bekerja di bagian technical service PT Toyota Astra Motor (TAM) ini.

Nah, jika sobat ingin memastikannya lagi, kondisi mobil diparkir, coba goyangkan atau ayunkan bagian depan mobil dengan cara ditekan ke bawah, lalu dilepas.

Jika bagian depan mobil mudah amblas, lalu saat tekanannya kita lepas menyayun ke atasnya cepat, bisa dipastikan sokbreakernya sudah lemah.

Baca Juga: Beli Ertiga Seken Di Atas Pemakaian 3 Tahun, Cek Komponen Ini, Bisa Bikin Celaka!

Istimewa
Shockbreaker depan New Swift yang tengah direparasi lantaran sudah lemah

“Kalau sokbreakernya masih bagus, ketika bagian depan mobil kita tekan, turunnya cuma sedikit.”

“Sebaliknya ketika tekanan pada bagian depan mobil kita lepas, pasti mengayun ke atasnya akan lebih pelan. Sama halnya sokbreaker belakang,” terang Pak Abi.

Lantas apa efek yang akan ditimbulkan saat mobil dikendarai?

“Yang jelas bantingan mobil akan terasa kurang nyaman. Mobil akan terlalu mengayun ketika melewati jalan rusak, mudah limbung ketika bermanuver dan masih banyak lagi,” tutupnya.

Wah, bisa bahaya tuh kalau dibiarkan!