Otomotifnet.com - Perlintasan kereta api yang jadi TKP kecelakaan maut dua pegawai PT KAI memang sudah lama bikin prihatin warga.
Perlintasan kereta api sebidang tanpa palang pintu di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Blitar, Jawa Timur ini memang rawan kecelakaan.
Lokasi pasangan suami istri pegawai PT (KAI), Yoga Bayu Legowo (31) dan Anisa Rachmawati (33), tertabrak kereta api hingga tewas pada Sabtu (30/4/2022) sore itu adalah salah satu dari tiga perlintasan tanpa palang pintu di Pasirharjo yang rawan kecelakaan.
Kepala Desa Pasirharjo Chusana mengatakan beberapa tahun lalu Dinas Perhubungan memasang sirine dan lampu peringatan di tiga perlintasan tersebut.
Namun, katanya, sudah lebih dari satu tahun yang lalu sirine dan lampu di tiga perlintasan tanpa palang pintu itu tidak berfungsi.
Tidak berfungsinya, kata Chusana, membuat perlintasan tanpa palang pintu itu jadi semakin rawan kecelakaan lantaran tiang sirine dan lampu masih berdiri di perlintasan.
"Warga yang melintas akan menganggap tidak ada bahaya dari kereta lewat saat hendak menyeberang karena tidak ada bunyi sirine atau pun lampu menyala. Padahal sirine dan lampu sudah mati," jelasnya.
Kebanyakan warga sekitar Pasirharjo sudah memahami tidak berfungsinya sirine dan lampu peringatan tersebut.
Namun tidak bagi warga luar Pasirharjo.
"Termasuk korban yang tadi. Meskipun mereka berasal dari desa tetangga, Desa Kendalrejo, tapi mereka sudah menetap di Bandung. Jadi kecil kemungkinan keduanya tahu bahwa sirine dan lampu tidak berfungsi," tuturnya.
Warga setempat dan perangkat pemerintah Desa Pasirharjo tidak tinggal diam.
Warga sudah beberapa kali melaporkan kondisi matinya sirine dan lampu peringatan di tiga perlintasan tersebut kepada Dinas Perhubungan setempat.
Namun, hingga kini belum dilakukan perbaikan oleh pihak terkait sehingga warga sempat beberapa kali meminta agar tiang-tiang penyangga sirine dan lampu peringatan itu dibongkar saja.
"Alasan warga karena masih terlihatnya sirine dan lampu peringatan membuat warga terkecoh. Sirine dan lampu tidak menyala padahal ada kereta mau lewat. Ini berbahaya," ujarnya.
Warga berharap jika lampu dan sirine tak kunjung diperbaiki maka sebaiknya sirine dan lampu beserta tiangnya dibongkar saja.
Karena usulan pembongkaran juga tidak dikabulkan, kata dia, pada Februari lalu warga bergotong royong memasang banner peringatan di tiga perlintasan tersebut.
Banner-banner berukuran 1,5 meter x 1 meter itu berbunyi "Awas...!!! Sirine Perlintasan Tidak Berfungsi. Pastikan Aman Sebelum Melintas".
Baca Juga: Naik Avanza, Suami Istri Pegawai PT KAI Tercabut Nyawanya Diterjang Kereta Api, Anak Selamat