Otomotifnet.com - Sebelum Suzuki Carry menjadi kendaraan niaga sepopuler sekarang, Suzuki pernah menghadirkan varian mungil dengan mesin 2 tak atau terkenal dengan Suzuki Trungtung.
Generasi awal Suzuki Trungtung disebut Suzuki ST10 yang diluncurkan tahun 1976. Setahun setelahnya, Suzuki mengenalkan tipe ST20, generasi kedua yang berstatus rakitan lokal.
Nah, ST20 ini kerap dipanggil Suzuki Trungtung, lantaran knalpotnya yang keluarkan suara trung..trung.trung..
Lantaran dimakan zaman, populasinya kini semakin langka, bahkan jarang sekali terlihat di jalanan.
Beruntung kami menemukan satu ‘Trungtung’ yang utuh bahkan tergolong ‘gaul’ lantaran sudah didandani secara total oleh sang empunya mobil.
Adalah Dedik, pria asal Parung, Bogor pemilik Trungtung gaul ini.
Ia kepincut lantaran bentuk ST20 yang imut, bahkan tak hanya satu, ia memiliki total 4 unit di rumahnya.
Namun yang satu ini bisa disebut istimewa, lantaran sudah didandani total.
Mulai dari bagian eksterior, wajah Truntung ini dibikin beda, “Kover lampu saya ganti yang model lama, headlamp-nya pakai LED daymaker, saya mengejar fungsionalitas,” kekeh penggagas komunitas Star of Bogor (Strobo).
Di bagian depan, bumper juga dibikin custom, model 1983 lalu disematkan lampu sein, foglamp serta lampu kota.
Kemudian di bagian atapnya, hadir sunroof custom yang ia rancang sendiri dibantu rekannya, begitu juga kaca belakang yang diganti bahan akrilik dan bisa buka model nako.
Lantas spion yang sebelumnya bentuknya tipis, diganti spion berbatok yang lebih tebal dan ditambahkan lampu sein.
Lanjut ke bagian bodi, si mungil Trungtung ini dibikin semok lantaran bagian fendernya dibuatkan wide body untuk mengakomodir kaki-kaki yang lebih gambot, “Aslinya pelek dan ban 10 inci, tapi diganti dengan pelek 12 inci yang sudah dibikin lebar,” kekeh Dedik lagi.
Untuk per dan sokbreker masih menggunakan spek bawaan pabrik, namun kesan ceper ditunjukkan lewat bak belakang, “Baknya custom dan diturunkan, bagian samping dibikin polos tanpa nat agar terlihat simpel, hanya bagian kupingan atas (hook) tetap pakai bawaan,” jelas pria ramah ini.
Baknya sendiri difungsikan sebagai lemari penyimpanan dengan sekat dari kayu.
Penutupnya dari kayu yang dilapis busa empuk, “Kayak matras, jadi buat tidur bisa atau duduk-duduk,” kata Dedik.
Untuk mesin, Dedik mengaku tak banyak alami kendala soal perawatan, “Namun spare parts masih banyak kok, terutama di daerah,” wantinya.
Masuk ke kabin mungilnya, warna two tone dengan model jahitan wajik langsung menyeruak.
Baik di door trim, jok, dasbor hingga plafon.
Dedik juga mengganti setir model racing yang bisa dicopot alias quick release.
Jok dibelah, di bagian tengahnya dibikin konsol tengah untuk ruang penyimpanan dan slot USB Charger.
“Dasbor saya pakai yang tahun lebih tua dan lebih imut, sehingga bikin kesan kabin lebih lega, head unit copotan Suzuki SX4 juga saya taruh di dasbor kiri,” jelasnya lagi.
Terakhir, tak mau kalah dengan mobil produksi terkini, Dedik juga menambahkan modul remote engine start, untuk menyala/matikan mesin dari jauh. Kereen!
Nah, yang ingin melihat lebih lengkap liputannya, silakan mampir ke kanal Youtube-nya Otojadul ya.