Otomotifnet.com - Pemerintah mengumumkan kenaikan harga Pertalite, Solar dan Pertamax pada Sabtu (3/9/2022).
Harga BBM Biosolar (Cetane 48) yang semula Rp 5.150 per liter kini naik jadi Rp 6.800 per liter.
Meski harga BBM naik, BioSolar masih menjadi bahan bakar diesel produk PT Pertamina (Persero) yang paling murah.
Di atas Biosolar ada Pertamina Dexlite dengan harga Rp 17.100 per liter dan Pertamina Dex (Cetane 53) Rp 17.4000 per liter (wilayah DKI Jakarta).
Perbedaan harga BBM yang jauh ini diyakini bakal tetap membuat Biosolar dikonsumsi pemilik mobil diesel modern.
Padahal, penggunaan Biosolar pada mesin diesel modern dengan teknologi common-rail saat ini memiliki efek negatif.
"Tingginya kandungan sulfur Biosolar yang maksimal 2.500 ppm ini bisa membuat masalah nantinya pada injektor," buka Erick Budiman dari bengkel Jakarta Diesel Squad (JDS).
Banding dengan kandungan sulfur maksimal di Pertamina Dexlite yang 1.200 ppm dan Dex yang 300 ppm.
"Semakin tinggi teknologi diesel sudah seharusnya membutuhkan BBM yang lebih bersih atau kandungan sulfur rendah," tambahnya.
Jika tetap memaksakan menggunakan bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur tinggi, pada jangka panjang bisa merusak injektor mesin diesel modern.
Semprotan bahan bakar dari injektor bisa terhambat atau bahkan mampat.
Ini karena bagian injektor valve dan needle bisa ditumpuki oleh kotoran akibat sulfur yang tinggi.
"Memang sebelum itu, bahan bakar disaring dahulu oleh filter bbm, tapi tidak 100% bersih," jelas pria yang bengkelnya di Cipinang, Kalimalang, Jakarta Timur.
Jadi cepat atau lambat, bagian injektor bisa rusak dan butuh perbaikan akibat pemakaian BBM diesel dengan kandungan sulfur tinggi.
"Kalau kerusakannya sudah sangat parah ya harus langsung ganti baru," tambah Erick.
Filter bahan bakar atau filter solar juga akan menjadi cepat kotor.
Baca Juga: Mobil Terpaksa Minum Biosolar, Sering-sering Ganti Filter Bahan Bakar