Otomotifnet.com - Ketika digelar sesi firt ride New Honda CBR250RR di sirkuit AHM Safety Riding & Training Center di Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, masih banyak hal yang belum terungkap dari motor 250 cc tersebut.
Tentunya karena keterbatasan waktu dan kondisi lintasan, yang terlalu mulus!
Jadi ketika itu belum bisa dirasakan betul seperti apa karakter redaman suspensi barunya, yang mana depan kini pakai Showa SFF-BP (Separate Function Fork-Big Piston).
Belum bisa juga merasakan performa mesin secara mendalam, karena saat pengetesan dalam kondisi jalan rombongan. Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang belum terungkap.
Nah setelah unit tes bisa dipinjam, akhirnya hal-hal yang bikin penasaran tersebut bisa terungkap.
Tentu termasuk membuktikan apakah benar mesin barunya lebih bertenaga dan lebih kencang.
Seperti apa hasil tesnya? Yuk simak. Oiya yang dites tentunya varian tertinggi, yaitu New CBR250RR SP Quick Shifter (QS) kelir Honda Racing Red yang harganya Rp 79,8 juta on the road Jakarta.
PERFORMA
Perubahan besar yang dialami oleh New CBR250RR SP dan New New CBR250RR SP Quick Shifter adalah bagian mesin.
Dapur pacu 249,7 cc 2 silinder segaris DOHC 8 katup injeksi berpendingin cairan yang diandalkan kembali dikilik, sehingga tenaga maksimalnya diklaim naik 1 dk.
Tenaga maksimal naik dari 40,6 dk di versi 2020, jadi 41,6 dk di versi 2022 ini, diraih sama-sama di putaran mesin 13.000 rpm.
Sementara torsinya diklaim tetap 25 Nm di kitiran di 11.000 rpm.
Ubahan yang dilakukan antara lain menaikkan rasio kompresi, dari 12,1:1 jadi 12,5:1.
Caranya dengan memapas cylinder head agar volume ruang bakar semakin sempit.
“Cylinder head dipapas 0,16 mm,” terang Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
Berikutnya efisiensi volumetrik ditingkatkan, caranya dengan mengubah profil camshaft yang untuk klep masuk, durasi membuka diperlama dan angkatan ditambah.
Menurut Endro, spesifikasi di versi 2020 adalah membuka 5° sebelum TMA dan menutup 30° setelah TMB.
“Sedang yang 2022 lebih lama, membuka 4° sebelum TMA dan menutup 34° setelah TMB,” imbuh pria ramah ini.
Untuk lift atau angkatan klep ditambah 0,1 mm, dari 6,8 mm jadi 6,9 mm. Sementara untuk klep buang, kemnya tidak diutak-atik.
Kemudian agar waktu buka tutup klep selalu presisi, tensioner lift adjuster atau penonjok rantai mesin ditingkatkan daya tekannya.
Performa makin maksimal dengan memperbanyak udara yang masuk dengan memperbesar diameter intake port, “Dari 21,4 mm jadi 21,6 mm,” lanjut pria ramah ini.
Ubahan berikutnya yang dilakukan adalah memperlancar putaran mesin.
Caranya ring piston diganti pakai bahan yang daya tekan ke sampingnya lebih lemah, sehingga gesekan lebih ringan, namun tetap bisa menahan kompresi dari atas maupun bawah.
Selanjutnya agar crankshaft berputar makin ringan, magnet diperingan 20 gr, dari 1,670 kg jadi 1,650 kg.
Itu saja? Ternyata tidak, rasio di girboks diganti total dari gigi 1 sampai 6.
Oiya yang pakai rasio baru ini bukan cuma varian SP dan SP Quick Shifter, namun juga di varian Standard yang mana masih pakai mesin versi pertama (2016).
Rasio yang versi 2020 adalah 1 35/11, 2 35/16, 3 38/22, 4 27/19, 5 33/27, 6 29/29.
Sementara versi 2022 pakai ukurannya 1 36/11, 2 32/14, 3 39/22, 4 30/21, 5 29/24, 6 24/24.
Apakah benar dengan berbagai perubahan tadi performanya meningkat? Nah untuk pembuktian, yang pertama dilakukan adalah dites pakai dynamometer.
Tentunya di bengkel Sportisi Motorsport, menggunakan alat Dynojet 250i.
Setelah dilakukan 10 kali run pakai Riding Mode Sport+, ternyata didapat tenaga maksimal mencapai 34 dk di putaran mesin 13.340 rpm dengan torsi 21,08 Nm di kitiran 11.000 rpm.
Bandingkan dengan CBR250RR SP 2020 di alat yang sama, ternyata dapat tenaga maksimal hanya 32,93 dk di 13.110 rpm dengan torsi 20,33 Nm di 10.990 rpm.
Artinya, benar terbukti kalau CBR250RR SP QS 2022 tenaganya lebih besar, bahkan lebih dari 1 dk. Tepatnya 1,07 dk.
Yang juga menarik torsi maksimalnya, kendati AHM mengklaim torsinya tetap, kenyataannya juga meningkat, sebesar 0,75 Nm.
Dengan hasil ini, New CBR250RR SP QS kembali memposisikan diri sebagai sport 250 cc 2 silinder dengan tenaga terbesar.
Karena di dyno yang sama, New Kawasaki Ninja 250 tenaga maksimalnya hanya 30,40 dk di 12.150 rpm dengan torsi 19,36 Nm di 9.830 rpm.
Sementara New Yamaha YZF-R25 tenaga dan torsinya cuma 28,86 dk di 10.600 rpm dan 19,73 Nm di 10.110 rpm.
Fakta lain, limiter putaran mesin New CBR250RR SP QS juga paling tinggi, mencapai sekitar 14.100 rpm, sementara New Ninja 250 dan New YZF-R25 hanya sekitar 13.300 rpm.
Fakta lain yang juga mengejutkan ternyata dari ketiga Riding Mode New CBR250RR SP QS, yaitu Comfort, Sport dan Sport+ memiliki peak power dan torque yang beda tipis.
Beda dengan CBR250RR versi 2016 yang mana tenaga maksimalnya beda signifikan.
Tenaga maksimal di Comfort dapat 33,79 dk @ 13.260 rpm, Sport dapat 33,81 dk @ 13.240 rpm dan yang Sport+ 34 dk @ 13.340 rpm.
Torsinya bahkan bisa dibilang sama, Comfort 21,02 Nm @ 10.700 rpm, Sport 21,11 Nm @ 10.840 rpm dan Sport+ 21,08 Nm @ 11.000 rpm.
Tapi dengan catatan, ketika tes dyno kondisinya adalah WOT atau wide open throttle, alias gas dibuka mentok dari mulai sekitar 4.000 rpm.
Beda dengan kondisi saat dipakai di jalan raya, yang mana buka gasnya lebih sering diurut dan tentunya jarang WOT.
Tentunya respons keluaran tenaga antara Comfort, Sport dan Sport+ tetap sangat terasa bedanya.
Pakai Comfort respons mesin terasa yang paling lambat, keluaran tenaga dan torsinya kalem.
Cocok buat yang baru belajar naik sport 250 cc atau ketika berkendara di kondisi jalan licin, misal saat hujan.
Sementara Riding Mode Sport cocok untuk yang ingin merasakan sensasi berkendara yang linear, artinya respons mesin sesuai dengan bukaan gas.
Karakternya pas banget dipakai dalam kondisi berkendara harian.
Sedang yang Sport+ cocok banget buat yang suka berkendara agresif, karena keluaran tenaga terasa lebih galak dari besarnya bukaan gas.
Yang mana kalau buat harian apalagi di kondisi jalan yang padat, justru tenaganya terasa berlebihan. Lebih cocok dipakai kalau ketemu jalan kosong atau di sirkuit.
Memang seberapa ngacir sih kalau pakai Sport+? Nah hal itu tergambarkan dari hasil tes akselerasi pakai Racebox yang berbasis satelit.
Hasilnya dengan tenaga dan torsi lebih besar serta rasio baru, bisa ngalahin catatan waktu Kawasaki Ninja ZX-25R, yang mana sebelumnya merupakan sport 250 cc tercepat!
Contoh untuk meraih kecepatan 0-60 km/jam, New CBR250RR SP QS cuma butuh waktu 2,33 detik saja! Sementara ZX-25R 2,5 detik.
Kemudian untuk meraih kecepatan 0-100 km/jam hanya 5,44 detik, itu setara dengan catatan ZX-25R.
Selanjutnya untuk menempuh jarak 0-201 meter New CBR250RR SP QS hanya perlu waktu 8,72 detik! Lebih cepat dari ZX-25R yang butuh waktu 9 detik.
Sedang 0-402 meter keduanya kembali setara, yaitu membukukan waktu 14,1 detik.
Hanya sayangnya karena keterbatasan waktu peminjaman dari AHM, rencana New CBR250RR SP QS dibawa ke Sirkuit Sentul untuk tes ulang top speed belum bisa dilakukan.
Jadi rekor dapat 178 km/jam di sirkuit milik AHM belum bisa dipecahkan.
Semoga saja ada kesempatan untuk pinjam lagi, jadi bisa dilakukan tes lanjutan karena seharusnya bisa lebih dari itu. Potensinya ketika dites di dyno bisa sampai 191 km/jam.
Bagaimana dengan panas mesinnya? Apakah dengan rasio kompresi 12,5:1 suhu mesin makin menyengat di kaki? Ternyata tak beda jauh dengan versi 2020.
Kalau ketemu jalan lancar kaki sangat aman, karena embusan angin langsung membuang panas.
Tapi kalau macet-macetan, memang area paha akan terasa hangat khususnya ketika extrafan menyala.
Namun tenang, enggak sepanas kalau naik motor gede kok. Cuma anget saja!
Dan walaupun macet-macetan lama, suhu mesin stabil di 3 bar saja.
Oiya keasyikan lain ketika menggeber New CBR250RR SP QS ini adalah suara khas mesinnya, yaitu ada sensasi ngorok ketika gas dibetot, yang tentunya menambah kesan sporty!
RIDING POSITION & HANDLING
Posisi berkendara New CBR250RR SP QS tentu tak ada bedanya jika dibanding CBR250RR versi 2016 maupun 2020.
Khas sebuah sport full fairing yang alirannya pure sport, yang mana posisi duduknya tentunya nunduk.
Bedanya di versi 2022 ini hanya ketika menatap ke bawah, fairingnya terlihat lebih lebar!
Posisi duduk nunduk didapat dari kombinasi jok yang cukup tinggi, 790 mm, dengan setang jepit yang posisinya rendah dan pijakan kaki yang cukup tinggi.
Tentunya hal ini agar bisa mendapatkan posisi duduk yang sporty serta rasa berkendara layaknya memacu motor balap di lintasan.
Makanya jangan heran jika dipakai harian, ketika awal-awal pemakaian dan badan masih adaptasi, maka telapak dan pergelangan tangan akan terasa pegal, khususnya jika ketemu jalan yang padat karena sebagai tumpuan ketika mengerem.
Bagaimana dengan handlingnya? Ini juga masih khas, terasa ringan dan lincah!
Karena bobotnya memang tergolong ringan, hanya 168 kg. Bandingkan dengan ZX-25R yang mencapai 182 kg.
Nah untuk suspensi depan yang kini pakai tipe SFF-BP, ternyata punya redaman yang empuk, jadi kalau buat harian terasa nyaman banget.
Hanya saja kalau untuk ngebut di atas 150 km/jam, bagian depan jadi terasa kurang ngegrip.
Beda dengan roda belakang yang mana suspensinya memang cenderung lebih keras, gripnya terasa lebih kuat.
Jadi rasanya kalau memang mau sering dipakai ngebut di sirkuit, suspensi depan perlu modifikasi biar tak terlalu empuk, minimal tambah olinya.
Tapi kalau memang lebih cari kenyamanan, standar saja sudah cukup.
Bagaimana dengan ban bawaan yang pakai IRC Road Winner? Gripnya tergolong so-so alias biasa saja.
Buat berkendara harian masih cukupan, tapi buat yang hobi melahap tikungan dengan kecepatan tinggi memang masih terasa kurang mantap.
Demikian juga remnya, dengan jarak main handel rem depan yang cukup dalam, bikin kurang pede saat ngebut.
Pantas jika kebanyakan pemakai CBR250RR mengupgrade rem bawaannya.
Semoga di versi berikutnya ada peningkatan di sektor ban dan rem, minimal untuk yang versi SP alias Special, biar semakin spesial!
FITUR & TEKNOLOGI
Salah satu hal yang paling menyenangkan ketika mengendarai New CBR250RR SP QS adalah ini motor punya 3 kepribadian tergantung Riding Mode yang dipilih.
Antara Comfort, Sport dan Sport+ bisa beda banget karakternya, dan ketiganya beneran terpakai tergantung kondisi jalan dan kemampuan pengendaranya.
Jadi bukan cuma gimmick, lantaran dengan mesin baru yang semakin bertenaga, akan cukup bahaya buat rider pemula jika langsung pakai Sport+.
Nah untuk mengganti Riding Mode pun caranya mudah, tinggal tekan tombol Mode yang ada di setang kiri, yang mana posisinya sekarang pindah ke dekat tombol lampu sein.
Riding Mode mana yang sedang digunakan tentunya akan tampil di panel instrumennya.
Yang juga menyenangkan adalah adanya fitur Quick Shifter, bikin proses pindah gigi lebih gampang, karena tinggal congkel dan injak tuas persneling.
Tapi memang di kondisi tertentu proses pindah giginya tak begitu mulus, kadang masih ada ayunan dari putaran mesin yang tanggung.
Terjadi khususnya jika bukaan gas posisi nanggung, yaitu ngegasnya enggak besar atau kecil sekalian.
Nah bukan cuma QS, adanya Assist & Slipper Clutch juga menambah asyiknya ngegas New CBR250RR SP QS.
Karena ketika macet-macetan dan harus main setengah kopling, jari tangan kiri jadi tak lekas pegal karena handelnya saat ditarik terasa ringan.
Istimewanya, gigitan kampas saat akselerasi mendadak tetap maksimal. Buktinya sangat mudah dipakai untuk wheelie. Wuuuzzz...
Fitur andalan lainnya tentu ada panel instrumen full digital yang secara info terbilang lengkap.
Antara lain ada takometer, spidometer, gear position, odometer, tripmeter, jam, konsumsi bensin, lap time, fuelmeter, suhu mesin, info setingan Quick Shifter (QS) yang digunakan, bisa naik saja, turun saja, naik turun atau off.
Ada pula shift light yang berada di bagian atas layar.
Meski sudah full digital dan infonya lengkap, tapi dengan usia yang sudah menginjak 6 tahun sejak 2016, memang jadi terlihat biasa saja.
Semoga saja di versi berikutnya dikasih panel instrumen baru dengan layar full color TFT!
Yang juga tak berubah adalah lampu-lampunya, yang mana sorotnya tergolong biasa saja, enggak terlalu terang tapi juga enggak redup.
Untuk penggunaan harian di perkotaan yang banyak lampu jalan masih cukupan. Namun kalau lewat jalan yang gelap gulita akan terasa kurang memuaskan.
Oiya di versi 2022 ini juga ada fitur hazard, yang mana selama pengetesan tak sampai perlu dites, karena enggak mengalami kondisi darurat.
KONSUMSI BENSIN
Meskipun mesin New CBR250RR SP QS punya rasio kompresi tinggi, 12,5:1, ternyata bahan bakar digunakan bisa mulai dari RON 90 saja, “Tapi pakai yang lebih tinggi lebih baik,” saran Endro. Tentu sesuai angka yang tertera di tangkinya yaitu 90+.
Hal itu merupakan langkah antisipasi AHM jika motor ini digunakan di pelosok, yang mana besar kemungkinan cuma ada bensin RON 90 seperti Pertalite.
Harapanya motor masih tetap bisa digunakan dengan aman.
Tapi kalau ingin performa lebih maksimal, tentu pakai yang lebih baik.
Makanya saat pengetesan pakai bahan bakar RON 92. Berapa sih konsumsi bensin rata-ratanya?
Dipakai hampir 400 km, ternyata dapat angka 27 km/liter. Cukup irit ya!
Data tes New Honda CBR250RR SP QS 2022:
0-60 km/jam: 2,33 detik
0-100 km/jam: 5,44 detik
0-201 m: 8,72 detik (@124,8 km/jam)
0-402 m: 14,1 detik (@146,8 km/jam)
Konsumsi bensin: 27 km/liter
Data Spesifikasi New Honda CBR250RR SP QS 2022:
P x L x T: 2.061 x 724 x 1.114 mm
Jarak sumbu roda: 1.385 mm
Jarak terendah: 148 mm
Tinggi jok: 790 mm
Kapasitas tangki: 14,5 liter
Bobot basah: 166 kg (STD) 168 kg (SP & SP QS)
Tipe: 4 langkah, DOHC 8 klep, parallel twin cylinder
Bore x stroke: 62 x 41,4 mm
Kapasitas: 249,7 cc
Tenaga maksimal: 38,3 dk @ 12.500 rpm (STD), 41,6 dk (42 PS/31 kW)/13.000 rpm (SP & SP QS)
Torsi maksimal: 23,3 Nm @ 11.000 rpm (STD), 25 Nm @ 11.000 rpm (SP & SP QS)
Sistem pendinginan: Liquid cooled with auto electric fan
Sistem suplai bensin: PGM-FI
Throttle system: Throttle by wire system with accelerator position sensor
Rasio kompresi: 11,5:1 (STD), 12,5:1 (SP & SP QS)
Transmisi: manual 6 speed
Gear shift pattern: 1-N-2-3-4-5-6
Starting system: Electric starter
Sistem kopling: Multiplate wet clutch with coil spring
Sistem pelumasan: Wet (pressing and spray)
Kapasitas oli: 1,9 liter (penggantian)
Tipe sasis: Diamond (Truss) frame
Ban depan: 110/70-17 54S (Tubeless)
Ban belakang: 140/70-17 66S (Tubeless)
Rem depan: Hydraulic disc 310 mm, dual piston
Rem belakang: Hydraulic disc 240 mm, single piston
Suspensi depan: Inverted teleskopic (upside down)
Suspensi belakang: Aluminium swing arm (5 adjustable mono suspension with pro-link system)
Tipe pengapian: Full transisterized
Aki: MF 12V-7 Ah
Busi: NGK SILMAR9C-9 (Iridium spark plug)