“BR-V lebih mengutamakan comfort, sementara WR-V lebih kepada berkendara yang fun,” jelasnya.
Makanya pada beberapa bagian di interior WR-V, khususnya tipe RS, dibuat berbeda dari BR-V tipe tertinggi.
Antara lain terdapat aksen list merah kombinasi dark silver pada dasbor depan jok penumpang. Sedangkan pada BR-V tipe paling tinggi kombinasinya silver – hitam.
Kemudian di area doortrim WR-V terdapat material fabric dengan rona dark silver, yang membuatnya terkesan lebih sporty.
Sementara pada BR-V tipe Prestige pakai warna black – silver.
Baca Juga: Jangan Kaget, Sekali Ganti Busi Honda WR-V Sepaket Siap Duit Segini
Selain itu pada bagian arm rest di doortrim dibalut material kulit sintetis, yang fungsinya agar ketika melakukan manuver di tikungan tangan dapat tertumpu lebih nyaman.
Oiya, impresi pertama kami saat duduk di jok penumpang depan maupun di bangku belakang, bagi pemilik postur tubuh setinggi 179 cm, terasa agak pas-pasan.
Memang untuk head room masih sangat lega, tapi leg room nya ketika jok penumpang depan kami mundurkan mentok, space antara lutut ke dasbor hanya terukur 4 jari.
Begitu pula ketika duduk di jok belakang, tidak seperti rival-rivalnya macam Raize-Rocky, Kia Sonet dan sebagainya yang spacenya masih lumayan banyak.
Maklum, karena sacara dimensi, terutama jarak sumbu roda, ia lebih pendek dibanding rival-rivalnya.
Sehingga tentunya berpengaruh terhadap keluasan kabinnya.
Meski begitu, untuk postur tubuh rata-rata orang Indonesia dengan tinggi antara 160 – 170 cm, dijamin akan terasa luas kok.