Otomotifnet.com - Tol Lingkar Timur-Selatan Solo butuh lahan dan modal besar.
Hal ini berdasar Studi Kelayakan dan Desain Awal yang dibuat Kementerian PUPR.
Total luas lahan yang dibutuhkan 233,37 hektare dengan modal investasi sekitar Rp 12,5 triliun.
Luas lahan yang dibutuhkan terbagi di tiga wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo dan Klaten.
Adapun kecamatan-kecamatan yang berpotensi terkena imbas proyek tol Lingkar Timur-Selatan Solo, diantaranya Jaten, Tasikmadu dan Kebakkramat.
Lalu Kecamatan Mojolaban, Baki, Polokarto, Sukoharjo, Gatak, Wonosari, Delanggu dan Polanharjo.
Dengan luasan kebutuhan lahan tersebut, dibutuhkan jumlah biaya pengadaan lahan pun diperkirakan mencapai Rp 3,14 triliun.
Itu belum termasuk biaya konstruksinya yang diprediksi mencapai Rp 7,395 triliun.
Artinya membutuhkan setidaknya Rp 10,60 triliun.
Sementara estimasi biaya investasi jalan tol lingkar timur-selatan mencapai Rp 12,525 triliun.
Kepala DPUPR Kota Solo, Nur Basuki menyampaikan timeline proyek pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan akan dimulai 2025.
Sampai saat ini, Kementerian PUPR masih melakukan studi kelayakan dan belum mencapai kata final.
Masih harus ada komunikasi dengan kepala-kepala daerah yang akan terkena imbas pembangunan.
Komunikasi tersebut akan dilakukan Kementerian PUPR, karena itu sudah menyangkut wilayah-wilayah di luar Kota Solo.
"Harus koordinasi dengan wilayah-wilayah sekitar, itu harus sepakat dulu, kalau tidak, tidak bakalan jadi," sebutnya, (1/2/23).
Kehadiran tol Lingkar Timur-Selatan SOlo saat ini dibutuhkan Kota Solo setelah menilik kondisi lalu lintas yang terjadi saat ini.
Salah satunya yang berada di kawasan timur, diantaranya ruas Jalan Kapten Mulyadi.
"Sisi timur betul-betul sudah parah, (misalnya) Jalan Kapten Mulyadi, (kawasan) Mojo, (daerah) Gading," ucap dia.
"Lima tahun ke depan akan semakin macet," tambahnya.
Baca Juga: Dibela Mati-matian Mas Gibran, Sepenting Ini Peran Tol Lingkar Solo