Otomotifnet.com - Angkot di kota Surabaya, Jawa Timur kini naik kelas.
Berbasis Toyota HiAce yang tentu anti gerah karena pakai AC dan tanpa ngetem.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, William Wirakusuma meminta agar operasional angkutan feeder ini sudah terjadwal dan tanpa ngetem.
"Jangan ada ngetem atau berhenti mencari penumpang. Tetap berjalan dengan tujuan utama mengantarkan ke Suroboyo Bus," imbaunya, (1/3/23).
"Harus beroperasi sesuai jadwal dan sesuai estimasi waktu tempuh," kata William.
Angkutan AC yang diberi label 'Wira Wiri Suroboyo' tersebut resmi dilaunching, (2/3/23).
Selain berbasis Toyota HiAce, angkot mewah ini juga memakai Daihatsu Gran Max.
Angkot AC ini akan beroperasi dan melayani hingga menyisir kampung-kampung.
Angkutan Wira Wiri itu menaikkan penumpang hingga mulut gang kampung.
Tarifnya juga terjangkau dan cepat.
William mengapresiasi Pemkot Surabaya yang sudah mengembangkan transportasi massal.
Angkutan feeder ini dinilai penting karena sebagai pengumpan untuk menuju halte bus trunk.
Semua angkutan feeder itu akan mengantarkan penumpang untuk melanjutkan ke Suroboyo Bus, Trans Semanggi Surabaya dan Bus Listrik Surabaya.
Baik angkutan feeder maupun Suroboyo Bus dan sejenisnya merupakan bentuk nyata mewujudkan transportasi masal yang nyaman.
Dia berharap, sistem manajemen armada sudah dipersiapkan dengan baik.
Apalagi sistem itu sudah lama digagas.
"Utamanya angkutan feeder harus tepat waktu sesuai jadwal sehingga penumpang yang berpindah langsung berkoneksi jadwal Suroboyo Bus," kata William.
Karena terintegrasi dengan terkoneksi, baik angkutan feeder, Suroboyo Bus, TSS dan Bus Listrik harus menyambungkan On Board Unit nya ke SIUTS (Surabaya Integrated Urban Transport System).
Dengan begitu manajemen armada dan pengaturan headway antar kendaraan bisa terpusat.
William juga meminta agar terus dilakukan sosialisasi yang masif bahwa sistem transportasi di Surabaya itu terjadwal.
Beroperasi sesuai jadwal dengan masa tunggu dan jarak kendaraan satu dengan yang lain terjadwal.
Begitu juga feeder.
"Jadi penumpang tidak terlalu lama menunggu di halte atau bus stop. Akan tetapi penumpang menuju di halte/bus stop pada saat mendekati jadwal yang ada. Jadi semua angkutan masal itu harus juga memiliki jadwal yang tetap dan tepat," kata William.
Dia juga berharap agar tempat Transit penumpang feeder ke Bus Trunk harus dibangun halte.
Bukan sekedar hanya Bus Stop.
Halte lengkap dengan jadwal angkutan dan bus dan harus nyaman terlindung panas dan hujan.
Baca Juga: Sah Berlaku, Tarif Angkot di Jakarta Sepakat Dimahalkan Jadi Segini