M Kholid, satu di antara pengemudi bus listrik dari Dishub Kota Semarang menjelaskan, bus elektrik tersebut memiliki akselerasi dan torsi yang mumpuni di berbagai medan.
Berbeda dengan mesin bertenaga solar, bus elektrik memiliki mesin yang lebih responsif.
"Akselerasinya jauh berbeda, bus elektrik tak perlu waktu lama untuk melewati tanjakan," tuturnya.
Perawatan bus listrik besutan MAB tersebut, kata Kholid, cukup mudah.
Kholid menjelaskan tidak seribet bus konvensional, karena sektor mesin tinggal di semprot menggunakan kompresor sebelum dioperasikan.
"Untuk waktu pengisian daya juga singkat, hanya butuh waktu 1 jam lebih. Tapi yang perlu diperhatikan, baterai tidak boleh di bawah 30 persen," katanya.
Ditambahkannya, kecepatan bus elektrik tersebut dibatasi hanya 80 kilometer per jam.
Jika melebihi kecepatan tersebut akan ada peringatan dari sensor yang terpasang di mesin.
"Meski bisa lebih kencang, tapi kecepatan tersebut sudah cukup untuk perkotaan," imbuhnya.
Ia menjelaskan, bus listrik tersebut memiliki transmisi otomatis.
"Bus elektrik ini belum digunakan secara umum, hanya untuk mengantarkan wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang," tambahnya.
Baca Juga: Harus Diakui, Bus Listrik Belum Layak Untuk Jalan AKAP, Problem Diungkap Pabrikan