Alhasil, pintu bagasi Honda HR-V milik D ringsek parah.
Sedangkan Xpander Cross Dinas TNI hanya rusak di bemper depan.
"Pas yang nyupir turun, ternyata anak seumuran gue (1999)!! Ngapain coba hari Minggu siang nyetir mobil dinas, mana sendiri lagi!! Bukan lagi nyupirin bosnya atau bapaknya," ucap D.
D menduga pengemudi Xpander Cross Dinas TNI tersebut kurang menjaga jarak.
Dia pun kemudian meminta pertanggungjawaban sopir Xpander Cross dinas TNI tersebut untuk membayar ganti rugi kerusakan.
Menurut D, sopir tersebut kemudian hanya mampu membayar ganti rugi sebesar Rp 1 juta.
Nominal tersebut pun dianggap tak sepadan dengan biaya kerusakan untuk memperbaiki HR-V miliknya.
"Mobil gue ringsek gitu cuma dihargai Rp1 juta ama ni oknum. Keren banget deh. Jujur gue udah kesel banget, udah sok2an bawa mobil dinas, taunya zonk banget ga mampu ganti," kata D.
D pun menjelaskan dirinya sudah menghubungi pihak Kodam Jaya dan memberitahukan insiden kecelakaan yang menimpanya.
Sementara Panglima Kodam Jaya, Mayjen Untung Budiharto beri penjelasan.