Otomotifnet.com - Kurang lebih ada 9 titik di jalan lintas Sumatera khususnya Lampung yang rawan kecelakaan dan mengancam keselamatan pemudik.
Bahkan rambu lalu lintas tambahan dan posko transportasi dipasang di sepanjang jalan tersebut.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Lampung Rien Marlia mengatakan, sembilan titik itu tersebar di timur, tengah, dan barat jalan lintas Sumatera (JLS).
Karakteristik jalannya adalah tanjakan atau turunan terjal dan berliku.
Di timur, titik rawan berada di tanjakan Pancong atau Kilometer (Km) 90 di Kabupaten Lampung Selatan dan simpang empat Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Ada juga kawasan tanjakan Tarahan ke Kabupaten Lampung Selatan.
Kondisi jalan curam dan berbelok sering membuat kendaraan hilang kendali hingga terlibat kecelakaan beruntun.
Selain itu, ada juga di kawasan turunan Bakauheni, dekat Pelabuhan Bakauheni.
Jalan itu menghubungkan bagian timur dan tengah JLS.
Titik rawan lainnya adalah tanjakan PJR di Jalan Insinyur Sutami-Way Galih. Titik itu adalah penghubung wilayah tengah dan timur JLS.
Di barat, titik rawan ada di ruas jalan Liwa-Krui, perbatasan Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat.
Kondisi jalannya di sisi perbukitan, tebing, dan jurang.
Hal itu rentan menyempitkan jarak pandang pengemudi.
Selain itu, kondisi jalan juga berliku dan rawan longsor saat hujan deras.
Titik rawan lainnya ada di tanjakan Sedayu (Kabupaten Tanggamus), tanjakan Mayit (Kabupaten Pesisir Barat), dan tanjakan Tebing Batu (perbatasan Lampung dengan Bengkulu).
”Untuk antisipasi kecelakaan lalu lintas, kami berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Wilayah IV Lampung-Bengkulu untuk penambahan rambu jalan dan Polda Lampung untuk pengamanan jalan. BPJN mendirikan 11 posko hingga menyiapkan alat berat di dekat lokasi rawan kecelakaan dan rawan bencana,” kata Rien di Bandar Lampung (11/4/2023).
Kini, total jalan nasional di Lampung sepanjang 1.296,51 km.
Sebanyak 92,59 persen atau sekitar 1.200,4 km di antaranya sudah ideal.
Selama masa mudik Lebaran tahun ini, petugas menghentikan pengerjaan perbaikan jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Sementara itu, ada juga sepuluh titik rawan kecelakaan juga terdata di Jalan Tol Trans-Sumatera di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) dan ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka).
Karakteristiknya jalan lurus yang rentan membuat pengemudi mengantuk.
”Titik rawan kecelakaan lalu lintas di antaranya di Km 15-20 ruas Tol Bakter dan Km 185-191 ruas Tol Terpeka,” kata Direktur Operasi Al III PT Hutama Karya, Koentjoro.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi kecelakaan di jalan tol.
Beberapa hal yang dilakukan adalah memasang rambu lalu lintas dan spanduk peringatan bagi pengemudi saat memasuki daerah rawan kecelakaan.
Selain itu, dipasang juga rumble strip atau polisi tidur mini untuk memberikan sinyal kepada pengemudi agar tetap fokus.
Patroli petugas juga ditingkatkan bersama dengan operasi mencegah microsleep di tol.
”Pengemudi juga diminta beristirahat di rest area saat lelah atau mengantuk. Setiap jarak 20-40 km ada rest area yang bisa digunakan,” katanya.
Baca Juga: Manfaatkan, Ada Diskon Tarif Tol Saat Mudik Lebaran, Berlaku Tanggal Segini