Jumirah pun mengaku ketakutan jika ada orang tak dikenal sampai mendatangi rumahnya.
"Pintu rumah saya sampai digedor-gedor. Setiap ada mobil berhenti di depan rumah, saya ketakutan sampai sakit kepala dan glesotan di lantai," ungkap dia.
Saking ketakutannya, Jumirah harus mengungsi selama tiga bulan di rumah saudaranya.
"Saya lalu mengungsi selama tiga bulan di saudara, takut kalau ada yang datang. Orangnya banyak, pernah 13 orang, 11 orang, pokoknya kalau ada mobil putih datang, saya lari karena takut," kata Jumirah.
Jumirah mengatakan, UGR tol Jogja-Bawen yang diterimanya tidak semua untuk dirinya.
Sebagian telah dibagikan ke saudara dan anaknya.
"Anak saya dua, satu kerja di sini dan satunya di Hongkong, ini rumah juga direnovasi agar mereka pulang dan tinggal di sini," ungkapnya.
Dia mengakui saat ini hidupnya tidak tenang, padahal dirinya hanya mengikuti arahan petugas hingga menerima uang Rp 4 miliar tersebut.
"Orang-orang pada datang minta uang Rp 1 miliar, alasannya untuk tim karena ada kelebihan bayar. Terus terang saya takut, padahal saya tidak bersalah," sebut Jumirah.
"Semua hitungan saya manut sama petugas, kok malah sekarang seperti ini," papar Jumirah.