Otomotifnet.com – Cairan khusus pendingin radiator kendaraan yang dalam bahasa bekennya radiator coolant atau engine coolant, merupakan cairan yang digunakan untuk menjaga temperatur mesin agar tetap dalam suhu ideal.
Coolant ini biasanya dibuat dari campuran air dan ethylene glycol atau propylene glycol, bersama dengan beberapa aditif yang membantu mencegah korosi, melumasi pompa air, dan meningkatkan perpindahan panas.
Fungsi utama dari engine coolant ini adalah menyerap panas dari mesin dan membuangnya melalui radiator.
Ini membantu mencegah mesin mengelami panas berlebih alias overheat, yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
Selain itu, cairan pendingin membantu mencegah pembekuan dalam kondisi cuaca dingin, yang juga dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.
Nah, seiring waktu, cairan pendingin mesin ini dapat terkontaminasi oleh kotoran, karat, dan sebagainya, yang dapat mengurangi kemampuannya mentransfer panas.
Membilas dan mengganti cairan pendingin secara teratur, dapat membantu mesin Anda tetap bekerja dengan lancar dan mencegah perbaikan yang mahal di kemudian hari.
Baca Juga: Hindari Pakai Coolant Buat Radiator Yang Biasa Pakai Air Keran, Efeknya Begini
Di pasaran, produk coolant ini pilihannya lumayan banyak, mulai dari produk impor hingga brand lokal.
Masing-masing produk tentunya menawarkan spesifikasi dan keunggulan tersendiri.
Mulai dari kemampuan mencegah karat pada komponen di dalam saluran pendingin, dapat membersihkan kotoran (kandungan detergen), titik didih tinggi, hingga tidak mudah beku (antifreeze) pada suhu dingin yang ekstrem.
Tapi kalau untuk iklim tropis seperti di Indonesia ini rasanya fitur antifreeze tidak begitu perlu kali ya, hehehe..
Oiya, soal boiling point atau titik didih pada sebuah coolant sangat dipengaruhi oleh kandungan ethylene glycol.
Ethylene glycol merupakan unsur terpenting, karena fungsinya untuk menaikan titik didih dan menurunkan titik beku air.
Di dalam sebuah coolant sendiri kandungannya meliputi air, ethylene glycol, anti karat dan bisa ditambah anti kerak dan antifoam.
Nah, rata-rata produk yang ada di pasaran memiliki semua itu.
Tapi kadar atau pesentase kandungannya tentu berbeda-beda, sehingga membuat performanya berbeda pula.
Salah satunya soal titik didih, dimana sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mentransfer panas mesin.
Soal boiling point ini, Otomotifnet.com pernah melakukan eksperimen mengukur titik didih beberapa merek radiator coolant yang ada di pasaran.
Antara lain merek Prestone asal Amerika berjenis ready to use, alias bisa langsung dipakai tanpa perlu dicampur air lagi.
Warna coolant Prestone kemasan 1 liter yang kami tes ini berwarna hijau pekat.
Lalu ada juga coolant keluaran Seiken asal Jepang kemasan 1L tipe G 30% warna hijau bening.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Kelebihan Isi Radiator Pakai Coolant Daripada Air Biasa
Tersedia pula dalam pilihan warna pink dan biru loh, tinggal disesuaikan saja dengan warna coolant bawaan mobil Anda.
Lalu ada juga Top1 Power Coolant yang cairannya warna merah muda alias pink.
Metode pengujiannya sederhana saja, masing-masih coolant tersebut kami rebus dalam panci berbahan aluminium menggunakan kompor masak dengan setelan besar api yang sama.
Hasilnya, coolant Prestone ready to use berhasil mencapai titik didih rata-rata 110,4° Celcius.
Sementara coolant berlabel Seiken dari Jepang mecatat boiling point 104,6° Celcius.
Raihan ini tak jauh berbeda dari data yang ditulis pihak Seiken pada produknya tersebut, yakni sebesar 105° Celcius.
Sedangkan Super Coolant dari Top1, mampu meraih titik didih 105,4° Celcius.
Ini menandakan bahwa kemungkinan kandungan ethylene glycol pada coolant Prestone lebih tinggi dibanding dua coolant lainnya.
“Iya, saya pernah test Prestone diukur (kandungan, red) ethylene glycol-nya bagus mas,” ujar Sumarno, mantan trainer mekanik di salah satu pabrikan Jepang yang kini buka usaha bengkel sendiri.
Oiya, seberapa besar angka kandungan ethylene glycol dalam sebuah coolant dapat ‘diintip’ menggunakan special tools bernama refractometer.
Selain itu kami juga pernah menguji high performance coolant yang di pasaran harganya lumayan tinggi.
Antara lain Engine Ice dari Amerika atau Mokool buatan lokal (UD Mokool Indonesia).
Produk Engine Ice yang kami uji ini memiliki cairan berwarna biru, yang diklaim titik didihnya bisa sampai 256° Fahrenheit atau setara 124,4° Celcius.
Tapi ternyata dari hasil pengukuran titik didih Engine Ice hanya tecatat sekitar 103° Celcius.
Sementara produk Mokool mampu sampai 110 - 112° Celcius, atau mirip seperti coolant keluaran Prestone.
Baca Juga: Ternyata Ini Risiko Radiator Yang Pakai Air Biasa Langsung Ganti Coolant
Hanya saja untuk heat transfer atau kemampuan melepas panas, produk Engine Ice tercatat penurunan suhunya bisa sampai 14° Celcius dalam 1 menit.
Sedangkan Mokool hanya 12° Celcius per 1 menitnya.
Data Tes
Merek Coolant | Titik Didih (° Celcius) |
Prestone Ready to Use 1L | 110,4 |
Seiken 30% 1L | 104,6 |
Top1 Power Coolant 1L | 105,4 |
Engine Ice | 103 |
Mokool | 112 |