Ia memaparkan bagaimana teknologi ini dapat mengurangi emisi gas buang, meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan memberikan perfoma yang superior pada kendaraan.
Reaksi dari petinggi otomotif Italia tidak bisa diremehkan.
Mereka melihat potensi besar dalam Nikuba dan mengakui nilai-nilai inovatif yang dimiliki oleh Aryanto.
Dalam waktu singkat, Aryanto mendapatkan tawaran kerjasama dan dukungan finansial dari beberapa perusahaan otomotif terkemuka di Italia seperti Ducati, Ferrari dan Lamborghini.
Melalui kerja sama ini, Aryanto memiliki kesempatan untuk mengembangkan Nikuba secara lebih luas.
Ia memiliki akses ke sumber daya, teknologi, dan keahlian dari para ahli otomotif terbaik di Italia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Aryanto dan timnya berhasil meluncurkan beberapa kendaraan dengan sistem Nikuba yang mendapat sambutan hangat dari pasar otomotif global.
Keberhasilan Aryanto Misel sebagai penemu Nikuba membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia otomotif.
Kehadiran teknologi inovatifnya telah mendorong perubahan positif dalam industri ini, dengan mengedepankan performa yang lebih baik, efisiensi energi, dan pengurangan emisi gas buang.
Aryanto menjadi teladan bagi para inovator muda di bidang otomotif dan membuktikan bahwa dedikasi dan kerja keras dapat membawa perubahan besar.
Kisah sukses Aryanto Misel dan penemuannya, Nikuba, menunjukkan bahwa inspirasi dan kreativitas dapat melahirkan inovasi yang mengubah dunia.
Melalui dedikasi yang tanpa henti dan semangat untuk terus mengembangkan teknologi, Aryanto Misel telah membuktikan bahwa tak ada batasan bagi mereka yang bermimpi besar.
Berita soal Aryanto Misel dengan alat Bahan Bakar Air ciptaannya inipun ramai diperbincangan oleh warganet.
Sebab sebelumnya Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menganggap jika penemuan Aryanto Misel itu belum cukup masuk akal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti Laboratorium Motor Bakar Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Arifin Nur saat wawancara dengan Aiman di YouTube Kompas TV yang kemudian diunggal ulang di Instagram @terangmedia, Minggu (27/6/2023).
"Sesuai dengan pengalaman saya, kayaknnya saat ini belum memungkinkan. Air itu adalah unsur paling stabil di bumi, kan dia yang diambil gas nya. jadi harus dipisahkan dengan proses elektrolisis," ujar Arifin Nur dikutip dari instagram @terangmedia, Senin (3/7/2023)
"Kalau tanpa bensin sepertinya saya masih ragu," lanjutnya lagi.
Sontak saja unggahan tersebut menuai beragam reaksi dari warganet.
@tri***.
Kenapa ngga didukung ya. Padahal bisa hemat bahan bakar bensin kan ya. Dikasih solusi energi alternatif kok ngga mau.
@vi***.
Sbnernya ini udh lama knp bru dilirik padahal klo dikembangkan sangat berguna bagi masyarakat.
@ase***.
tidak d hargai d kampung halaman. segera hijrah.
Baca Juga: Alat Nikuba Dikomen Tiga Pakar Dari ITB, Sebut Mustahil Air Jadi BBM Kendaraan