Business Intelligent
Lebih lanjut, Blue Bird juga punya Business Intelligent.
Astu mengungkapkan Business Intelligent digunakan untuk mempercepat pengolahan data.
"Tujuannya agar big data gampang diolah, tampilan mudah dan keputusan manajemen jadi lebih cepat," ungkap Astu.
"Contoh mobil di bengkel, kita pantau, di seluruh indonesia kita bisa lihat. Mobil di bengkel adalah mobil yang sudah waktunya keluar pagi-pagi. Waktu servis selama tiga - empat jam"
"Jika sampai pagi mobil masih di bengkel artinya ada sesuatu yang salah. Di pusat bisa memonitor dalam bentuk persentase maupun jumlah unit"
"Kita bisa lihat berapa mobil yang bermasalah di bengkel, jumlahnya dan rata-rata kendaraan yang ada di sana"
"Jika persentasenya tinggi, bisa kita kontak dari pusat apakah ada masalah, apa yang bisa disupport," jelas Astu.
Tujuannya agar jangan sampai mobil mogok di jalan yang diistilahkan dengan storing. Astu menyebut jika storing atau kejadian di jalan saat ini sudah jauh menurun karena pihaknya sudah melakukan perbaikan.
Hebatnya lagi, dengan Business Inteligent tersebut, maka biaya operasional sampai ke titik yang mendetail pun bisa terhitung.
"Kami menggunakan rupiah per kilometer, bahasa di Blue Bird berapa rupiah penggunaan spare part tiap kilometer. Tujuannya supaya cost selalu efisien," papar Astu.
Tak heran, jika Blue Bird bisa mengoperasikan terus armadanya sampai usia lima tahun dan ratusan ribu kilometer dengan kondisi mobil tetap prima.
Nah, ini baru sebagian kecil dari pilar Standar Nyaman Indonesia versi Blue Bird. Belum lagi bicara tentang standar pengemudinya dari penampilan hingga tata krama saat melayani penumpang.
Susah dilawan...