Agar makin tangguh, banyak modifikasi yang dilakukan Jeje agar besutannya dapat diandalkan hingga akhir kompetisi.
Pada bagian eksterior yang meliputi body, bumper dan wide fender, menggunakan bahan karbon dan polycarbonate untuk memangkas bobot lebih dari 150 kilogram dari bobot aslinya.
Sementara untuk interior, beberapa komponen seperti jok belakang, panel door trim, serta beberapa aksesori lainnya telah dieliminasi dan digantikan dengan adanya roll bar, 2 ban serep serta penambahan perangkat navigasi khusus rally. Jok pun digunakan jok balap dengan standar FIA.
Dapur pacu mengandalkan mesin bawaan mobil (Lexus LX570) berkonfigurasi V8 dengan kode 3UR-FE 5.700 cc. Namun internal mesin diganti dengan bahan forged, termasuk penggunaan oli Motul 300V serta full exhaust system untuk durabilitas.
Ubahan kaki-kaki juga jadi utama, sistem suspensi Toyota Tundra untuk kompetisi baja di Amerika diaplikasi. Arm dari Total Chaos Fabrication dikawinkan dengan shockbreaker King Shocks.
Lantas untuk ban digunakan BFGoodrich K02 & KM3 dengan ukuran 285/70 ring 17 serta velg Braid Wheels Dakar berukuran 17x8 inci.
“Saya bersama Julian Johan juga telah melakukan beberapa persiapan, tidak hanya dari mobil, namun fisik yang menjadi modal utama selama melakoni Asia Cross Country Rally juga telah kami persiapkan. Semoga apa yang sudah kita mulai ini, bisa memberikan dampak yang positif untuk industri motorsport, terutama rally di Indonesia,” Recky Resanto menambahkan.
Terkait kelas yang diikuti oleh Julian Johan dalam Asia Cross Country Rally 2023, ia akan bertarung dengan beberapa peserta dari Kawasan Asia, di T1G, di mana ini merupakan pertarungan bergengsi untuk mobil-mobil bermesin bensin dengan sistem penggerak 4x4.