Otomotifnet.com - Seperti diketahui uji emisi mobil diesel dilakukan dengan cara digeber.
Berbanding terbalik dengan uji emisi di mobil bensin, yang dilakukan dengan cara idle alias langsam.
Hal ini dijelaskan oleh Anggi Wijaya, mekanik bengkel Tunas Toyota Kebayoran Baru, Jakbar.
Menurut Anggi, ada tujuannya mengapa uji emisi mesin diesel dilakukan dengan cara digeber.
“Kalau mesin diesel harus digas di atas 3.000 rpm. Sebab untuk mengetahui kepekatan gas buang mesin diesel,” ungkapnya di gelaran uji emisi gratis di Kompas Gramedia (31/08/2023).
Yups, kadar kepakatan gas buang di mobil diesel atau disebut opasitas, akan mudah terbaca alat uji emisi ketika digeber.
Baca Juga: Motor dan Mobil Enggak Salah Salah Amat, Pengamat Bilang Polusi Terbesar Dari Hal Lain
Sebaliknya untuk mobil bensin, pengujiannya dilakukan secara idle alias langsam.
“Pengujian yang benar dalam kondisi langsam untuk mesin bensin,” imbuh Anggi.
Ia melanjutkan, alat pengujian emisi gas buang untuk mobil diesel juga berbeda alatnya.
“Alatnya ada di bengkel. Jadi untuk mobil diesel pengujiannya dilakukan di bengkel,” sambungnya lagi.
Dirinya pun mengatakan, biaya pengujian emisi gas buang di bengkel Tunas Toyota. “Biayanya Rp 150 ribu khusus mobil Toyota,” sambung Anggi.