Otomotifnet.com - Ada wacana motor kena ganjil genap, driver ojol kepengin dapat keringanan.
Adi (43), driver ojol menyebut wacana aturan ini kurang bijak karena ada ribuan warga yang hidupnya bergantung dari mobilitas dengan motor.
"Kurang setuju. Sebenarnya kalau buat ojol, saat ada pemeriksaan, kami bisa kasih tahu kalau kami ojol, langsung dilepas," ucap Adi saat kepada Kompas.com (10/10/2023).
Adi menuturkan, kalau peraturan itu benar terlaksana, maka akan merugikan banyak orang, terlebih bagi ojol.
Sebab, menurut warga Cawang, Jakarta Timur itu, sepinya pelanggan ditambah peraturan itu jelas sangat merugikan para pencari nafkah di jalan.
"Karena kalau kami harus seperti itu, orderan saja sudah anyep (jarang), ya makin mencekik lah," ujar Adi.
Adi mengusulkan, Pemprov DKI Jakarta bisa memberi tanda khusus bagi para driver ojol.
Dengan begitu, petugas bisa membedakan mana yang memang perlu ditindak dan mana yang bisa mendapat keringanan saat operasi ganjil genap.
"Mungkin motor untuk ojol minimal diberi tanda atau stiker. Tanda kalau orang itu pengemudi ojol," ucap Adi.
"Nah, stiker itu bisa diberlakukan hanya untuk satu driver (pengemudi) untuk satu motor saja," imbuhnya.
Senada, warga bernama Rachman (29) juga kurang setuju dengan rencana tersebut.
Ia menilai, penerapan ganjil genap untuk motor harus diiringi dengan fasilitas publik yang mumpuni.
"Kalau begitu, pembenahan untuk transportasi umum juga perlu dilakukan. Dibuat 24 jam misalnya, atau bisa dengan dibuat harganya jadi terjangkau," kata Rachman.
"Kalau tiba-tiba motor kena ganjil genap, kasihan orang-orang yang setiap harinya bekerja dengan mobilitas yang tinggi," ucap pria yang juga berprofesi sebagai karyawan swasta itu.
Baca Juga: Ingat-ingat Betul Angka Pelat Nomer, Kapolri Usul Aturan Ribet Ini Untuk Motor di Jakarta