Duduk di jok baris kedua, bisa dibilang lebih lega dibandingkan model sebelumnya.
Ya, dimensi kabin sedikit lebih besar dengan platform DNGA terbaru ini.
Tapi ada beberapa detail yang kami kurang suka nih di bagian interior.
Antara lain desain door trim yang minimalis dengan plastik keras, secara build quality terkesan kurang “mahal”.
Lantas pengaturan kaca pengemudi yang belum auto up, juga tak ada iluminasi pada lampu tuas transmisi.
Rasasanya gak selaras dengan banderolnya yang kini menyentuh angka Rp 250 jutaan.
HANDLING DAN KENYAMANAN
Soal rasa berkendaranya, Agya GR-S CVT memang beda level dengan tipe di bawahnya.
Pertama kali duduk di jok pengemudi Agya GR-S CVT yang empuk memang bikin nyaman, sayangnya kurang pengaturan ketinggian jok saja.