Otomotifnet.com - Jadi tahu, ternyata bisa sepenting ini bila kuras oli transmisi matic dengan proses flushing.
Sama halnya dengan mesin, pada transmisi otomatis atau matik juga dianjurkan untuk dilakukan penggantian oli matik secara berkala.
Namun intervalnya tentu lebih panjang dibanding mesin, lantaran pada transmisi tidak ada proses pembakaran seperti di mesin.
Selain itu, transmisi matik juga umumnya menggunakan pelumas jenis long life, “Oli jenis ini biasanya umur pakainya bisa sampai jarak tempuh 80.000 – 100.000 kilometer,” ujar Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor.
Oiya, sebetulnya soal kapan penggantian oli matik ini Anda bisa melihatnya di buku manual kepemilikan kendaraan.
“Untuk oli matik yang jenis Dextron 2 atau 3, dikuras setiap kelipatan jarak tempuh 80.000 km atau 3 tahun sekali. Sedangkan type WS, T4 dan CVT, setiap kelipatan 100.000 km atau 4 tahun sekali,” beber Wahono, yang kala itu menjabat Service Manager Auto 2000 di Jati Asih, Bekasi.
Namun yang harus dipertimbangkan adalah apakah kendaraan Anda dalam pemakaian sehari-hari sering terjebak macet atau tidak.
“Karena bila mobil sering stop and go, transmisinya akan bekerja lebih keras. Friksi yang terjadi pada kondisi ini lebih besar,” jelas Sumarno.
Untuk itu pria yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang ini, menyarankan periode penggantian oli matik dianjurkan dilakukan lebih cepat bila mobil sering kena macet.
“Kalau di pabrikan Suzuki umumnya dianjurkan penggantian setiap 40.000 km atau saat servis besar,” jelasnya.
Lalu saat ditanya apakah saat penggantian oli matik tersebut sebaiknya dilakukan menggunakan alat atau mesin flushing, atau cukup dengan cara ditap secara manual saja? Sumarno menjelaskan bahwa dengan cara ditap manual pun tidak masalah.
“Volume oli transmisi matik ini kalau di produk Suzuki umumnya sekitar 7 literan. Kalau dengan cara ditap manual, paling yang keluar hanya sekitar 3 – 3,5 liter,” paparnya.
Namun yang harus diperhatikan adalah, karena tidak semua oli transmisi terbuang keluar, mungkin saja kondisi dan kualitas oli yang masih mengendap di dalam transmisi, sudah menurun.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wahono, “Pasti masih ada sisa oli lama di saluran dan pada bagian torque converter-nya, sehingga kotoran oli tidak terbuang dengan sempurna. Bisa mengakibatkan kinerja transmisi matik menurun dalam waktu ke depan,” tambah Wahono.
Berbeda bila pengurasan oli dilakukan pakai alat flushing.
“Semua oli lama bisa terbuang keluar dengan cara didorong oli baru. Hanya saja butuh jumlah oli yang tidak sedikit, bisa sampai 10 literan atau lebih, makanya biayanya jadi lebih mahal dibanding kita tap biasa yang hanya butuh 3 – 4 liter oli,” tukas Sumarno senada Wahono.
“Buat di 40.000 km pertama mungkin masih oke pakai cara tap manual. Tapi di 80.000 km akan lebih baik pakai alat flushing,” saran Sumarno.
Intinya adalah penggantian oli matik ini wajib dilakukan secara rutin dan tepat waktu, agar komponen yang ada di dalam transmisi seperti kampas kopling dan plat geseknya, planetary gear, lalu belt dan pulley pada transmisi CVT, jadi lebih awet alias tidak cepat aus.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Tanda-Tanda Sebelum Transmisi Matic Kepanasan