Otomotifnet.com – Wajib hukumnya melakukan pengecekan kondisi ban kendaraan kita sebelum melakukan perjalanan jauh seperti mudik lebaran ke luar kota.
“Ban adalah satu-satunya bagian dari kendaraan yang menyentuh permukaan jalan, sehingga kontrol utama saat berkendara pada dasarnya ada pada ban,” buka Fisa Rizqiano, Deputy Head Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia dalam rilis resmi Bridgetone.
Bridgestone pun kasih beberapa langkah simpel namun penting dalam pengecekan kondisi ban.
Baca Juga: Jangan Isi Tekanan Ban Mobil Melebihi Ketentuan Pabrik, Ini Akibatnya
Yang pertama, periksa atau cek tekanan angin ban. Mengemudi dengan tekanan angin yang tidak tepat pada ban, baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah, sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi pengendalian (handling) serta daya cengkram (grip) kendaraan.
Selain itu, ban dengan tekanan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan berkurangnya kenyamanan berkendara, membuat akselerasi terasa lebih lambat, mengurangi efisiensi bahan bakar, serta mempercepat kerusakan pada ban akibat keausan yang tidak merata.
"Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah saat ban dalam keadaan dingin yang idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama kurang lebih tiga jam," terang Fisa.
Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda.
Baca Juga: Inilah Alasannya Kenapa Ban Mobil Kempes Enggak Boleh Dipaksa Jalan
Informasi tekanan ban ideal dapat dilihat pada lis pintu supir bagian atau pada buku owner’s manual kendaraan.
Yang kedua adalah periksa kondisi fisik ban. Layak atau tidaknya kondisi ban sebenarnya dapat diketahui dengan pengamatan visual sederhana tanpa memerlukan bantuan alat khusus.
Yang bisa dilakukan pertama adalah periksa kondisi keausan atau kedalaman tapak ban.
Tapak ban yang aus dapat berakibat pada berkurangnya kemampuan pengendalian kendaraan, meningkatnya risiko aquaplaning saat hujan, serta memperpanjang jarak pengereman kendaraan.
Perlu diingat bahwa fungsi rem adalah menghentikan roda kendaraan, bukan menghentikan kendaraan itu sendiri.
Jika tapak ban sudah aus, kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard braking.
Untuk mudahnya, tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban.
"Jika tapak ban sudah sejajar dengan garis-garis TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6mm, dan sudah memerlukan penggantian ban," tambah Fisa.
Baca Juga: Beginilah Cara Baca Kode Ban Mobil Yang Benar Agak Tidak Salah Pilih
Selain kedalaman tapak, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kerusakan ban, seperti retak, benjol, memar maupun adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban.
Jangan sepelekan tanda-tanda kerusakan tersebut, karena dapat mengakibatkan integritas struktural ban melemah, sehingga lebih mudah pecah atau sobek jika terkena benturan.
Yang ketiga adalah membawa barang bawaan seperlunya. Seperti halnya mobil, ban juga memiliki nilai daya angkut maksimum.
Daya angkut maksimum atau load index menggambarkan beban maksimum yang dapat ditanggung oleh masing-masing ban, dan terdapat pada dinding samping (sidewall) ban.
Mematuhi batasan ini penting karena beban yang berlebihan akan berdampak buruk pada ban serta pengendalian kendaraan.
Kendaraan yang overload dapat menyebabkan pengendalian menjadi tidak responsif, meningkatkan konsumsi bahan bakar, serta mempercepat keausan pada ban.
Yang keempat, mengenai tindakan di saat keadaan darurat.
Jika selama perjalanan mengalami kejadian yang kurang menyenangkan, seperti ban bocor atau sobek, sebaiknya jangan panik dan jangan menginjak rem secara tiba-tiba.
Usahakan posisi setir yang lurus dan biarkan kendaraan melambat secara alami dengan bantuan engine braking.
Setelah kendaraan melambat, perlahan arahkan kendaraan ke tempat aman seperti bahu jalan, berhenti, nyalakan lampu hazard serta pasang segi tiga pengaman.
Jika kendaraan menggunakan ban serep tipe temporary yang biasanya berukuran lebih kecil, perhatikan kecepatan serta jarak tempuh maksimum yang tertera pada ban cadangan tersebut.
Saat melakukan pembelian ban baru, pastikan ban baru tersebut sesuai dengan yang ban lain yang terpasang pada mobil (termasuk ukuran ban, jenis, indeks beban dan simbol kecepatan).
Baca Juga: Penting Dipahami, Ini Alasan Ban MT Tak Cocok Libas Jalan Aspal Basah
Informasi ini dapat ditemukan di dinding ban (sidewall) saat ini atau di buku manual pemilik kendaraan.
“Jika ingin memeriksakan ban dan kendaraan secara lebih detil sebelum melakukan perjalanan, dapat mengunjungi lebih dari 370 Toko Model (TOMO) Bridgestone yang tersebar di seluruh Indonesia,” terang Fisa lagi.
Disebutkan Fisa, TOMO didukung staf dan mekanik profesional yang terlatih dan disertifikasi oleh Bridgestone Indonesia Education Center (BINEC).