Karena itu, sopir bus melakukan aksi seperti mengambil lajur lain, menyalip lewat bahu jalan, sampai ke provokatif.
Sedangkan soal menghindari kantuk, para sopir bus biasanya melakukan aksi yang memompa adrenalin.
“Ketika mengemudi dengan aman atau santai dengan jarak jauh, akan membuat dirinya bosan. Akhirnya mereka melakukan akselerasi dan deselerasi yang kasar, ngebut, membuat bus oleng sampai melakukan aksi mepet depan,” kata Sony.
Berdasarkan kedua alasan tadi, sopir bus kerap jadi agresif dan cenderung ugal-ugalan di jalan.
Bahaya yang akan mereka tanggung dikesampingkan karena belum ada batunya, masih saja dilakukan.
“Sopir sehebat apapun enggak akan bisa baik di jalan kalau kondisinya dikejar-kejar ritase atau waktu. Agar aman di jalan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan pengendara lain adalah menghindar dari mereka,” ucap Sony.
Baca Juga: Daftar SPBU Milik Para PO Bus Kaya Raya, Pemudik Dipersilakan Mampir