"Mobil tersebut bisa berada di TKP karena dipinjam oleh keluarganya salah satu tersangka, yakni FF. Mobil itu lalu diparkirkan di garasi di samping TKP," ungkap Deki.
Oleh itu, Deki membantah keterlibatan anggota TNI dalam kasus ini.
Deki menyebut, pelat nomor dinas yang terpasang ada di dalam daftar Kepala Peralatan Kodam (Kapaldam) Jaya selaku pihak yang berhak mengeluarkan pelat nomor tersebut.
Kapaldam Jaya diketahui mengeluarkan pelat dinas itu untuk seorang anggota TNI berpangkat Kolonel CHB R. Djarot.
Namun, Djarot disebut sudah pensiun sejak 2021 lalu.
"Pemilik aslinya sudah pensiun. Selain itu, pelat nomornya juga sudah tak aktif, karena itu berlaku pada tahun 2020-2021 saja," bebernya.
"Jadi pelat nomor yang terpasang sudah tidak sah," ungkap dia.
Berdasarkan penelusuran Kodam Jaya, Hilux tersebut diketahui tengah dipinjam oleh salah satu tersangka berinisial FF.
FF diketahui merupakan kerabat dari Kolonel CHB R. Djarot.
Di lain sisi, Djarot sendiri disebut tak tahu-menahu mobilnya diperuntukkan untuk apa.
Djarot disebut hanya mengetahui bahwa FF meminjam Hilux dinas TNI itu untuk bertamu.
"Mobil itu dipinjam (FF) untuk bertamu dan tidak diketahui untuk apa. Sekarang kami masih melakukan pendalaman," imbuh Deki.
Para tersangka dalam kasus ini dijerat pasal 244 dan 245 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara.
Baca Juga: Disikat Polisi, Nasib Sopir Fortuner Pelat TNI Ngaku Adik Jenderal Ambyar Sejadi-jadinya