Toyota Butuh Anak Muda yang Punya Senjata Ini, Perangi Global Warming

Harryt MR - Rabu, 7 Agustus 2024 | 07:30 WIB

Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 telah dimulai sejak April 2024. Toyota butuh peranan dan kesadaran generasi muda terhadap fenomena global warming (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Kesempatan, Toyota Indonesia sedang butuh generasi muda yang punya senjata pamungkas untuk perangi global warming alias pemanasan global.

Yakni di program Toyota Eco Youth (TEY), yang telah dimulai sejak April 2024.

Toyota butuh peranan dan kesadaran generasi muda terhadap fenomena global warming.

Rangkaian TEY sudah menuntaskan tahap sosialisasi dengan menyambangi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di 8 kota Indonesia.

Diantaranya tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. 

Tahapan selanjutnya, seluruh siswa SMA dan sederajat dapat mengirimkan proposal proyek dan inovasi perbaikan lingkungan hidup, sebagai wujud nyata aksi jaga bumi. 

Adapun, sosialisasi kompetisi TEY ke-13 telah disampaikan kepada lebih dari 2.500 siswa secara online maupun offline.

Tersebar di 221 sekolah di Jakarta, Balikpapan, Makassar, Papua, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Medan. 

Aktivitas tersebut, selain menjelaskan mengenai persyaratan proposal, juga disampaikan mengenai penjelasan apa itu pengurangan karbon.

Serta dijelaskan peran anak muda dalam aksi jaga bumi, hingga memberikan contoh berbagai aksi nyata selamatkan bumi yang bisa dilakukan sekitar.

Baca Juga: Digempur Krisis Global Sedikit Letoy, Toyota Kapalkan Mobil Sebanyak Ini

Sosialisasi digelar di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas eco gallery, karena konsistensi mengikuti kompetensi TEY sebagai sarana pembelajaran lingkungan. 

Program TEY dilanjutkan dengan seleksi proposal, bimbingan proyek, implementasi proyek dan mentoring, penjurian akhir, dan pengumuman pemenang. 

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menjelaskan tujuan dari program TEY melalui pesan tertulis (5/8/2024). 

Ia mengatakan, sosialisasi program TEY yang terpenting adalah menyebarkan semangat aksi dekarbonisasi di berbagai wilayah di Indonesia.

“Memasuki era transisi energi, partisipasi aktif dan kepedulian generasi penerus bangsa terhadap kondisi lingkungan sekitar, berperan penting mendukung Indonesia menuju masa depan netralitas karbon,” ungkap Bob.

Masih menurutnya, inisiasi generasi muda sebagai kunci keberlanjutan bumi yang hijau harus diwujudkan sejak dini.

“Sehingga menjadi kontribusi bagi akselerasi target Pemerintah mengurangi emisi secara optimal di tahun 2030, dimana emisi sudah harus flat atau tidak naik lagi,”

“Sehingga target NZE di tahun 2060 dapat tercapai,” urai Bob menambahkan.

Baca Juga: Begini Cara Toyota Cetak SDM Spesialis Untuk Industri Elektrifikasi

Hal ini diamini oleh Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto.

Pihaknya berharap sosialisasi TEY dapat membangkitkan semangat anak muda untuk berkontribusi.

Yakni dalam wujud aksi nyata guna mencapai netralitas karbon. Serta diharapkan dapat mengajak orang-orang di sekitar mereka untuk turut terlibat.

“Salah satunya dapat dituangkan dengan mengikuti program TEY, agar dapat dikembangkan lebih lanjut dengan bimbingan para ahli,” terang Henry.

Program TEY diinisiasi pada 2005, sebagai kompetisi gerakan penghijauan dan kepeduliaan lingkungan besutan TMMIN dan TAM.

Dalam perjalanannya telah melibatkan lebih dari 1.700 partisipasi pelajar SMA atau sederajat, dari 34 provinsi di Indonesia, dengan total proposal mencapai hampir 4.000.

Kini, program TEY ke-13 terbuka untuk semua generasi muda yang berada di bangku SMA dan sederajat di seluruh Indonesia. 

Sebagai program berkesinambungan, TEY turut membangun eco gallery, yaitu sebuah sarana pembelajaran lingkungan.

Sebanyak 32 sekolah di Indonesia yang konsisten ikutan di kompetisi ini.

Baca Juga: Di Era Elektrifikasi, Toyota Ingin Jadi basis Produksi di Asia Pasifik

Sejumlah upaya dekarbonisasi juga diwujudkan melalui berbagai inisiatif penghijauan untuk menyerap emisi yang terlepas dari lautan dan udara. 

Sejak 2013, aktivitas penanaman bakau telah dilakukan dengan cakupan wilayah seluas 14 hektar di Cilebar dan Cilamaya, dan berhasil menyerap emisi karbon mencapai lebih dari 2.300 ton.

Selain itu, telah dikembangkan juga taman sakura di Lawu, Jawa Tengah, yang bekerja sama dengan berbagai pihak sejak tahun 2018 sebagai ecotourism dan media pembelajaran siswa. 

Termasuk pembuatan taman bambu dengan penanaman 17 jenis bambu di area pabrik Toyota Karawang, Jawa Barat.