Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Macam Fork UpSide Down, Bukan Sekedar Jungkir Balik

billy - Jumat, 16 Maret 2012 | 12:01 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption
Sok
upside down, walau pun terbilang sudah lama beredar di dunia modifikasi, tapi keberadaannya masih banyak dicari untuk modifikasi kuda besi. Tujuannya, agar membuat kaki depan kuda besi terlihat lebih berisi.

“Masih banyak dicari, karena bikin kesan jadi sporty. Kan banyak digunakan di motor gede (moge) yang kesannya laki banget, juga dipakai untuk motor adventure seperti Trail. Makanya, bebek atau subek yang pengen tampil gagah, selalu pakai upside down,” jelas Aput Yudistira, penjual variasi New Kharisma Motor di Jl. Hasyim Ashari No. 11A, Jakarta Pusat.

Banyak merek menyediakan fork tipe kaki di kepala, kepala di kaki itu. Semisal, Nicetect (NTC) dan Daytona. “Juga ada yang mengaplikasi upside down dari limbah moge,” imbuh Robin dari XM Motor di Puri Beta, Lot 1 No. 6, Ciledug, Tangerang.

Diakui keduanya, selain menampilkan gaya sporty, fork upside down juga mengusung warna-warna kombinasi ngejreng. Ini yang jadi alasan pemilihan para modifikator. Jadi, penampilan motor lebih eye catching alias menarik.

Selain itu, fork ini pun menawarkan beberapa kelebihan. Bisa disetel kekerasan dan keempukannya, termasuk jarak main batang fork. Selain tersedia dudukan untuk kaliper rem cakram.

Masalahnya, baik Aput dan Robin mengakui bahwa banyak pemakai fork upside down yang tidak mengerti cara pemnyetelannya. Akibatnya, fork tidak berfungsi sebagaimana mestinya. “Kalau bawaannya sudah empuk, ya empuk terus. Kalau keras, bakalan terasa kayak batu selamanya,” kompak keduanya.

Padahal, untuk penyetelan, biasanya pabrikan fork sudah melampirkannya di kemasan. Semisal, upside down merek Daytona. Untuk menyetel rebound dilakukan dengan cara memutar bagian atas sok ke kiri (berlawanan arah jarum jam), atau ke kanan (searah jarum jam).


 Fork Daytona disetel dengan tangan ke kiri atau ke kanan, Upside down limbah moge perlu obeng minus untuk menyetel
Di situ ada simbol S untuk soft atau lembut dan H untuk hard atau keras. “Kalau mau diempukin tinggal putar ke arah simbol S. Sebaliknya, kalau mau memperkeras, putar kea rah simbol H,” jelas Robin.

Tapi, merek NTC tidak punya instrument setingan khusus untuk penyetelan. “Model ini hanya mengandalkan kekentalan dari oli yang berada di dalam sok tersebut,” sebut Aput.

Memang beberapa lain tipe menuntut alat untuk menyetelnya. Tapi, biasanya alat yang digunakan umum, yaitu obeng minus. Biasanya diterapkan pada upside down limbah moge atau special engine.

Masalahnya, ada juga fork upside down yang hanya bentuknya saja terbalik. Iya, fork begini tidak punya fungsi penyetelan kelembutannya. Tipe seperti ini biasanya cuma jual tampang, alias cuma jungkir-balik. (motorplus-online.com)


Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa