Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Efek Contra Flow Seakan Alami Blind Spot

billy - Selasa, 29 Mei 2012 | 07:59 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption
Coba lihat dari sudut pandang pengemudi
Tak jarang terlihat ketika berkendara di jalan, bertemu pengendara yang jalan tipe satu arah. Bekennya sih disebut contra flow (CF). Memang sih, niatnya untuk memangkas waktu tempuh. Potong jalan ini ada yang merupakan diskresi alias inisiatif kepolisan ketika melihat jalur padat dengan membuat kun pembatas. Yang bahaya inisiatif pengendara yang melawan arah. Ini sontoloyo!

Risiko kecelakaan yang dialami akan sangat tinggi. MOTOR Plus coba mengajak sobat biker melihat risiko dari sudut pandang pengemudi mobil. Tidak hanya dari sesama pengendara. Sebab, tidak sedikit juga angka kecelakaan contra flow diakibatkan tabrakan antara sepeda motor dan mobil.

"Dalam berkendara, komunikasi sangat penting. Setiap pengendara harus mengetahui dan menerima informasi jelas selama berkendara,” sebut AA Made Surya selaku instruktur safety tiding PT Astra Honda Motor (AHM).

Tanpa ada informasi jelas yang diterima oleh pengendara lain yang ada di jalan, maka pengendara itu seolah bertemu mengalami blind spot. Yaitu, sesuatu yang sebenarnya ada, tapi tidak terlihat oleh mata. Faktor ini jadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan.

Misalnya ketika di jalan yang memang satu arah itu, pengemudi ingin mendahului mobil yang ada di depannya. Maka seperti normalnya cara mendahului, harus dari sisi kanan. Tetapi ketika coba bermanuver ke kanan, tapi malah ada pengendara dari arah berlawanan.

Mungkin, jika jarak antara pengemudi dan pengendara tergolong jauh, maka ada waktu untuk mengantisipasi. Tapi jika tidak ada jarak dan waktu, maka potensi untuk tabrakan sangat besar.

Terlebih, waktu antisipasi tergolong singkat karena keduanya adalah benda bergerak. Geraknya pun, saling menghampiri. Lain halnya jika salah satu benda adalah objek diam.

Tingkat kewaspadaan lebih tinggi di jalan normal
Biasanya ketika memasuki jalan satu arah, pengedara atau pengemudi sudah menyadari. Maksudnya, sadar kalau lalu lintas yang dilaluinya itu memang dirancang khusus satu arah. Tingkat kewaspadaan untuk mengemudi atau berkendara, jadi tidak setinggi ketika ada di jalur dua arah.

"Itu karena mindset atau persepsi pengemudi sudah terbentuk ketika memasuki kondisi lalu lintas satu arah. Lain halnya jika itu jalur dua arah. Terlebih jika pemisah jalur hanya dibatasi marka atau garis putus-putus, maka tingkat kewaspadaannya akan lebih tinggi lagi,” tambah pria ramah ini.

Risiko tabrakan akan lebih tinggi lagi jika mobil yang ingin didahului punya ruang lebih besar. Contoh, mobil tipe sedan yang ingin mendahului truk atau bus yang ada di depannya.

Karena dimensi bus atau truk yang besar, maka pandangan akan terbatasi. Akibatnya pengemudi juga memiliki kesempatan terbatas untuk mengantisipasi jika ada kendaraan dari lawan arah. Jadilah pengendara bijak! (motorplus-online.com)  

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa