Jakarta - Meski dari pabrikan sudah dilengkapi dengan casting wheel atau pelek palang. Tapi, namanya bikers ada saja yang kurang atau mencari hal baru agar lebih fashionable. Selain matik, bebek atau batangan (sport), kini virus tersebut merambah ke tunggangan sport berkapasitas mesin 250 cc.
Namanya motor sport, Kawasaki Ninja 250 aslinya menggunakan pelek racing dari pabriknya. Tetapi buat sebagian pemiliknya masih dianggap kurang keren.
Makanya ada beberapa penggunanya mengadopsikan pelek versi jari-jari di Kawasaki Ninja 250R. “Bosan pakai model palang, coba tampil beda pake pelek jari-jari. Bikin tampilan lebih unik,” ungkap Boim, pemilik Ninja 250R lahiran 2010 yang sudah mengalami ubahan kaki-kaki.
Agar cakram bisa bekerja maksimal, dikasih braket atau adaptor berbahan aluminium. Jari-jari pakai kepunyaan KLX atau aftermarket
Ubahan juga dilakukan sesuai peruntukannya, bukan sekadar pasang. Pada Ninja 250 milik Boim yang digunakan untuk mengikuti kontes modifikasi, pelek jari-jari yang digunakan juga sedikit berbeda.
"Diameter tetap 17 inci tetapi lebarnya lebih sempit sehingga lebih kurus. ”Pakai pelek ukuran kecil tersebut guna mencari hal yang berbeda dari kontestan lain dan biar bisa mendapatkan penilaian tambahan. Hanya buat kontes,” tambah Boim.
Hal serupa tapi tak sama dilakukan oleh Dimas, pemilik Kawasaki Z250 tahun 2014 ini. Tetap ganti pakai pelek jari-jari tetapi ukurannya masih disesuaikan dengan pelek bawaan pabrik. Lantaran motor pria yang berprofesi sebagai sopir pesawat alias pilot ini dipakai harian.
“Gue memang suka mencari sesuatu hal yang berbeda. Biar terlihat unik dari motor lainnya. Karena dipakai buat kopdaran, maka ukuran rims tersebut menggunakan ukuran yang sama seperti pelek bawaan,” tambah Dimas, member dari Komunitas Ninja Freedom (KNIFE).
Gunakan tromol depan-belakang orisinal bawaan Kawasaki KLX
Pilihan pelek yang diperuntukkan kontes dan harian tentu ada perbedaan. Seperti pada Ninja 250 kelir Pink airbrush grafis milik Boim, komponen tersebut mengaplikasikan ukuran pelek 1.85x17 dengan 2.50x17 di belakang. “Ini hanya buat kontes, lho!” wanti warga Cijantung, Jaktim.
Sedang pada Z250 milik Dimas, menggunakan lebar pelek 3,5 inci dan 5 inci. “Biar tetap safety dan bisa dipakai buat turing keluar kota. Makanya, ban juga dapat dimasukkan profil yang besar,” ujar sang Pilot.
Keuntungan dari spoke wheel alias jari-jari adalah bobot yang lebih ringan 4-5 kg ketimbang aslinya. Hanya saja yang perlu diperhatikan saat pengereman di atas kecepatan 100 km/jam akan terasa sedikit goyang.
“Itu terjadi karena rebound jari-jari. Kalo laju motor di bawah itu, biasa aja,” ujar Edy, owner bengkel AceVentura (AV) daerah Lenteng Agung, Jaksel. Seraya menambahkan bagi pengguna Ninja 250 yang ingin bikin jari-jari harganya sekitar Rp 4,5 – Rp 5 jutaan.
Ukuran disesuaikan peruntukkannya
Komponen yang dibutuhkan bisa menggunakan teromol Kawasaki KLX 150 atau 250. Tapi, ada penyesuaian agar komponen tersebut bisa dipasang dengan baik dan aman. Seperti, adaptor disk brake, boshing, as roda dan bearing.
“Kalau pakai disk brake orisinal Ninja harus bikin dudukan baru. Pasalnya, jarak kaliper rem berbeda. Jadi, harus pakai adaptor biar cakram dan kaliper bisa bekerja maksimal alias nge-brake,” tutup pemilik bengkel AV. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR