“Pas pinjem Honda Prima yang sudah dimodif jadi C 70, kepingin punya juga. Tapi, basicnya harus harus C 70 tulen biar lebih tua,” curhat pria berkacamata yang nengok dipanggil Marco.
Keinginan Marco langsung tersalurkan saat mendapat Honda C 70 dari seorang teman. Namun untuk permak si tua agar tampil lebih cantik, sexy dan enak di ‘pake’, Marco coba browsing di mang Google biar dapat inspirasi.
Saat Marco yang bukan pembalap MotoGP ini searching di salah satu web motor Jepang, doi tergoda oleh motor yang dimodifikasi ala lembaga Pos Jepang. “Nah, setelah melihat bernuansa pos, jadi kepikiran bikin tema yang sama,” paparnya.
Walau pun bernuansa kantor pos, tapi enggak dibikin semirip mungkin dengan tunggangan bapak pengantar surat. Melainkan memilih kelir khas amplop dan sentuhan detailing seperti prangko Suharto tahun 1983 seharga 500 perak dan cap stempel Pos Indonesia.
Semuanya lewat detailing ukiran pen brush, Tomi Airbrush yang punya workshop di Jl. Kebon Raya, Duri Kepa, No. 103 Jakarta Barat. Hasil ukiran tangan Tomi Airbrush, harus diajungi jepol, pasalnya prangko Pak Suharto terlihat sangat realis.
Agar tampilan si tua semakin cantik, kinclongisasi juga ikut ditempuh dibeberapa bagian seperti blok mesin dan beberapa part pendukung lainnya.
Untuk sepatu si sexy, dipilih ban berukuran kecil dan jari-jari rapat berjumlah 72 disetiap peleknya. Lampu pendukung, sudah tertata rapi tapi kok spion enggak ada ya he.. he... Awas disumprit polisi ah.
Enggak lupa sebagai pengambdian kepada Negara Indonesia, lambang Garuda ikut diukir di box sebelah kanan. Juga lambang 234 SC Jakarta Barat, yang merupakan komunitas yang menaungi Marco. “Cat dan clear pakai Spies Hecker,” kata Marco.
Setelah jatuh cinta akhirnya tersalurkan juga kan? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Sok belakang: Honda Grand
Handgrip: Variasi
Tomi Airbrush: (021) 565 2607
Editor | : | billy |
KOMENTAR