Setiap buka gas roda belakang liarnya ampun-ampunan, padahal waktu tes Ninja ZX-14R enggak gini-gini amat
Sentul - Bukan kali pertama Mr. Testo kudu nyemplak motorsport full fairing berkapasitas mesin 1000cc. Tapi tak urung, deg-degan juga saat hendak melakoni test ride Kawasaki Ninja H2 seharga Rp 580 juta ini.
TRAKSI KONTROL 1
Seusai pelemasan otot dan pakai wearpack yang baru, langsung masuk ke lintasan Sirkuit Sentul, Bogor (26/1). Tiga lap pertama Mr. Testo dibikin takjub! Bagaimana tidak, setiap buka gas roda belakang liarnya ampun-ampunan, “Padahal waktu tes Ninja ZX-14R enggak gini-gini amat ya,” gumam Mr. Testo di balik helm berkaca hitamnya.
Supercharge bikin performa mesin ngisi dari putaran bawah
Jadi, tiap keluar tikungan kalau buka gasnya terlalu banyak dijamin roda belakang akan spin, mirip yang sering terjadi kalau kita nonton MotoGP. Videonya, bisa klik di sini untuk lihat seperti apa ganasnya Kawasaki H2 . Nah kebayang kan seperti apa liarnya H2 ini? Padahal kontrol traksi KTRC (Kawasaki Traction Control) diset di 1, bagaimana kalau OFF ya? Wah enggak kebayang tuh seperti apa.
Kopling hidraulis enggak masalah bagi Mr. Testo. Tapi tetap butuh disesuaikan bagi pengendara lain nantinya
Harap maklum, mesin 998 cc 4 silinder segaris 16 klep disumpal supercharge, sehingga mampu memuntahkan tenaga maksimal 200 dk di putaran mesin 10.000 rpm. Dan asyiknya pakai supercharge, sejak putaran rendah tenaga langsung ngisi.
Suspensi belakang adjustable dari Kayaba
Jadi mau buka gas sedikit atau banyak responnya sama, langsung ngacir dan diiringi suara blow of valve, ketika tekanan dari supercharge yang mampu berputar sampai 130.000 rpm ini berlebih. Tekanan mulai terasa nyentak setelah putaran mesin menyentuh angka 6.000 rpm, seiring indikator boost di panel indikator juga menyala.
Seting dari setang, KTRC yang jadi salah satu fitur andalan
Makin geleng-geleng kepala kala mengetes akselerasi pakai Racelogic. Di gigi 1 sejak lepas kopling secara perlahan biar roda depan enggak terbang, ban belakang terus spin! Bahkan pindah ke gigi 2 pun masih terasa spin. Liarnya minta ampun! Padahal H2 ini dibekali KLCM (Kawasaki Launch Control Mode), untuk meminimalkan wheelie dan spin, tapi tetap saja!
Ngeri bablas di R1, top speednya jadi hanya 275 km/jam
Seberapa cepat? Bisa dilihat dari catatan waktu yang tercatat. Misal untuk meraih kecepatan 100 km/jam hanya butuh waktu 3,1 detik! Sedang jarak 402 meter 10,7 detik saja.
Catatan itu di dapat dalam kondisi ban sudah cukup tipis, sehingga gejala spin memang berlebihan. Untuk top speed di garis start finish sekilas sekitar 275 km/jam, bisa lebih tapi ngeri bablas di R1, mengingat motor ini spare partnya belum tersedia. Seandainya ada trek yang memungkinkan, rasanya ingin mengajaknya lari lebih dari 300 km/jam!
Sasis model teralis, salah satu pendukung kemudahan handling Ninja H2
Nah kalau mau karakter mesin lebih kalem, pindahkan KTRC ke 2, bejek gas di tikungan enggak khawatir roda belakang spin sehingga bisa lebih dinikmati. Kalau KTRC diset 3, malah terlalu smooth, setiap roda belakang ada gejala spin, mesin langsung cut power secara drastis, jadi mirip brebet.
KTRC diposisi 1 rasanya cukup liar. Jadi kalau mau dipakai harian, posisikan pada angka 2
Bicara handling, kendati berbobot 238 kg, namun dengan distribusi bobot yang bagus dan didukung suspensi KYB full adjustable serta sasis tralis yang ringan membuat H2 terbilang masih gampang dikendalikan saat melahap tikungan. Hanya saja saat pengetesan suspensi masih terlalu soft, belum sempat setting lantaran terbatasnya waktu.
Jadi ingin coba lagi nih!. • (otomotifnet.com)
Data test
0-60 km/jam: 2 detik
0-80 km/jam: 2,6 detik
0-100 km/jam: 3,1 detik
0-100 m: 5 detik
0-201 m: 7,2 detik
0-402 m: 10,7 detik
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR