Jakarta - Honda New CBR250R hadir dengan mesin yang lebih bertenaga, sekitar 1 dk lebih besar dari versi pertama. Diperoleh dengan pengurangan gesekan internal mesin, sehingga kendati sekilas tampak luar sama, tapi komponen bagian dalam mesin berbeda.
Mau lebih bertenaga? Tentu saja bisa, dengan mengaplikasi komponen aftermarket untuk mendongkrak performa. Salah satu yang bisa dicoba ECU standalone, ECU yang menggantikan bawaan pabrik. Di pasaran setidaknya ada 2 merek, BRT dan aRacer.
Nah dua merek itu, OTOMOTIF tes untuk melihat efek pada performa. Pengetesan pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport di Rawamangun, Jaktim. Bahan bakar Pertamax, saat pengukuran di-running sampai dapat hasil optimal. Motor kondisi standar pinjaman dari PT Astra Honda Motor.
Namun yang harus dicatat, ECU standalone yang tersedia ternyata masih untuk CBR250R versi awal. “Bisa dipakai, tapi biar maksimal mesti diseting ulang, karena sepertinya timing beda,” saran Freddy A. Gautama, bos Ultraspeed Racing yang menjajakan aRacer.
Hal itu juga diamini Brahmantio Prayogo, pemilik Sportisi yang turut dalam pengetesan. “Kalau lihat grafiknya, timing memang ada yang kurang pas.”
Maka dari itu, pengetesan ini hanya untuk melihat potensi dari kedua merek saat masih pakai map CBR lama berdasarkan hasil riset masing-masing merek, jadi saat pengukuran pakai metode plug and play (PnP), cabut ECU asli pasang versi aftermarket. Jika ingin lebih maksimal, tentu seperti saran Freddy, perlu dituning baik jumlah pasokan bensin sampai timing pengapiannya.
Yuk simak hasilnya. Oh iya saat kondisi standar tenaga maksimal 24,43 dk@9.900 rpm dan torsi 20,19 Nm@7.600 rpm.
Pemasangan paling gampang, colok ganti aslinya putar kontak pencet starter mesin langsung greng. Pertama pakai map 1, dengan konektor di ECU terpasang. “Respon di rpm rendah kurang, terasa banget enggak pas,” ujar Imam, mekanik Sportisi yang jadi operator dyno.
Tenaga maksimal dapat 23,56 dk@9.700 rpm dan torsi 20,37 Nm@7.700 rpm. Lanjut map 2 dengan melepas konektor. Menurut Imam di rpm rendah lebih baik dari map 1 kendati masih kalah dari standar. Tuh lihat saja grafiknya, memang di bawah standar. Tenaga tercatat 23,74 dk@9.300 rpm dan torsi 20,42 Nm@7.700 rpm.
BRT Juken 2 untuk CBR250R dijual Rp 1 juta, kalau mau tambah remotnya Rp 250 ribu.
aRacer RC Mini Plus, mesti pasang kabel power ke aki
Salah satu ciri timing kurang pas kalau di aRacer RC Mini Plus, menurut Imam di rpm rendah putaran mesin menggantung. Grafik di rpm rendah juga di bawah standar. Tapi tengah ke atas normal. Tenaga tercatat 24,61 dk@9.800 rpm dan torsi 20,37 Nm@7.600 rpm.
aRacer RC1, fitur yang disuguhkan paling lengkap
Saat dites dengan metode PnP, tenaga maksimal jadi 24,48 dk@9.800 rpm dan torsi 20,51 Nm@7.600 rpm. Di rpm rendah performa juga di bawah standar.
BRT: 0852-13262211/ 0813-80226621
Ultraspeed: 0817-858080
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR