Kini kita coba jalan-jalan dalam simulasi berkendara harian. Tujuannya membuktikan kalau motor ini memang mudah dikendarai seperti bawa bebek. Yuk.. Tarik bro..!!!
Desain dan Fitur
Panel indikatornya memang sangat minimalis, aneh rasanya naik motor sport tanpa takometer tapi begitulah Verza 150. Sedang speedometernya ditunjukan dalam bentuk analog dan sangat mudah dilihat.
Satu kekurangan pada panel indikator ini adalah lampu indikator netral yang nyalanya kurang terang di bawah terik matahari. Sukar memastikan sudah netral atau belum. Selebihnya tidak ada masalah, panel digitalnya yang menunjukan volume bensin, odometer dan tripmeter tetap memiliki visibilitas baik.
Oiya, jok belakang ternyata lebih rata, beda dari New MegaPro yang agak sedikit nungging. Ternyata sengaja dibuat untuk memudahkan membawa barang. "Karena di segmen ini juga banyak yang menggunakannya sebagai kendaraan niaga," jelas Sarwono Edhi, Technical Training Development PT AHM.
Langsung duduk dan merasakan posisi berkendara motor ini. Setang yang tinggi membuat posisi pengendara tegak dan santai, namun untuk pengendara yang tingginya 165 cm sedikit agak jinjit. Posisi duduk ini benar-benar nyaman dipakai harian.
Melewati Ibu Kota pada siang hari pasti akan menjumpai kemacetan, dari Bekasi ke Gatot subroto hingga Semanggi yang padat pun tak begitu terasa lelah mengendarai Honda Verza 150, hawa panas dari mesin pun tidak begitu berasa.
Saat menyalip mobil di kemacetan terasa sekali bobot motor ini ringan. Aksi belok patah bisa dilakukan dengan mudah. Terbantu juga oleh setang kemudinya bisa belok patah. Saatnya menjumpai tikungan yang manis, rebah bersama Verza 150 di kecepatan 80km/jam tetap dirasa stabil.
Namun sayangnya saat melewati jalan rusak dan polisi tidur, suspensi belakang dirasa keras bantinganya. Tapi saat boncengan, baru deh rebound-nya terasa nyaman. Mungkin sengaja dibuat keras untuk menahan beban berat ketika membawa banyak barang.
Performa
Mesinnya memang sama dengan Honda New MegaPro, namun sudah disempurnakan lewat sistem pengkabutan bahan bakar injeksi. Tetap mengusung 150cc, 4-Langkah, SOHC, Silinder tunggal, 5-kecepatan dan telah menggunakan suplai bahan bakar PGM-FI.
Jadi wajar kalau performannya tidak beda jauh dari sang pendahulu.Yuk coba geber! Bermain di gigi 1 sampai 3, hentakannya cukup terasa. Saat jalan yang sepi dan panjang, sempet mencoba top speed dan mentok di angka 115 km/jam.
Karakter tenaganya jelas responsif di putaran bawah, memang cocok untuk bermacet-macetan atau bawa beban berat. Perpindah gigi pun dirasa halus, kopling juga tidak terasa keras di tangan.
Untuk konsumsi bahan bakar PT AHM mengklaim motor ini mampu mencapai 48 km/liter dengan metode ECE R40. Kami juga mengujinya mengunakan metode sederhana, full to full.
Tes pertama dengan gaya berkendara khas redaksi, lewat rute yang selalu sama dan tidak ada yang namanya eco riding. Berjalan biasa saja, kadang gas sampai metok, kadang juga harus bermacet-macetan. Hasilnya diperoleh konsumsi bahan bakar 41,6 km/liter.
Tes yang kedua, sengaja berkendara dengan gaya yang dimiripkan pada target marketnya. Kami memprediksi, konsumen motor ini adalah orang-orang yang tidak terlalu mementingkan performa, enggak suka ngebut. Jalan pelan saja, yang penting utilitas jadi nomor satu.
Makanya, tes yang kedua kami batasi kecepatan maksimum hanya sampai 60 km/jam. Tapi jarak dan rutenya tetap sama. Hasilnya, konsumsi bahan bakar tembus 50,4 km/liter. Irit juga bro! (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR